Kuanheun,gmitklasiskupangbarat.or.id, –“Dia itu pejuang. Ia sakit tetapi tidak mau kalah dengan sakit. Berjuang untuk sembuh. Menuntaskan semua pekerjaan baik di sekolah, gereja maupun keluarga.”
Tangis dan derai air mata para pelayat mengiringi pemakaman Tamariska Polin, S.Pd, Selasa (26/11/2024) di Desa Kuanheun Kecamatan Kupang Barat. Keluarga, sahabat, guru, siswa, rekan pelayan gereja dan pelayat memadati rumah duka dan gereja, tempat prosesi pemakaman berlangsung.
Sehari-hari Tamariska Polin atau Riska adalah seorang guru pada UPTD SDN Uihani Desa Bolok Kecamatan Kupang Barat. Setelah menjalani masa menjadi guru honorer, ia kemudian diangkat sebagai guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahun 2024. Di samping tugas sebagai guru, ia juga menjalankan tanggung jawab di Jemaat GMIT Lahairoi Kuanheun sebagai penatua. Dalam organisasi gereja, ia menjadi wakil sekretaris.
Menurut Pdt. Aneke B. Ina, S.Si (Teol) Ketua Majelis Jemaat Lahairoi Kuanheun peran Pnt. Riska di gereja sangat mempengaruhi kelancaran pelayanan. “Katong semua seperti terima beres. Dia su ator samua,” ujarnya. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa ia sangat salut kepada Pnt. Riska karena dalam keadaan sakit tapi dia tetpa menjalankan tugas sebagaimana biasanya. Dia menjalani pengobatan tetapi tidak terlihat dia kesakitan dalam perawatan. Rasa tidak nyaman dan tersiksanya, tidak ada yang tahu. Dalam kondisi menurun dan perawatan di rumah sakit, diyakini bahwa ia akan sembuh. “Dia itu pejuang. Ia sakit tetapi tidak mau kalah dengan sakit. Berjuang untuk sembuh. Menuntaskan semua pekerjaan baik di sekolah, gereja maupun keluarga.” Tutur pendeta yang pernah melayani di GMIT Jemaat Oemathonis Nait.
Pemakaman Tamariska Polin, S.Pd berlangsung pada 26 November 2024. Prosesi pemakaman diawali di rumah duka dengan upacara kedinasan. Upacara kedinasan sampai penutupan keranda dengan bendara Merah Putih. Dilanjutkan dengan ibadah pelepasan dari rumah duka menuju ke gereja. Sebelum menuju ke gereja, Camat Kupang Barat Yusak Ulin, S.Sos menyampaikan ungkapan duka mewakili pemerintah.
Ibadah penguburan dilangsungkan di Rumah Ibadah Jemaat GMIT Lahairoi Kunaheun. Prosesi ibadah dimulai dengan para presbiter menyambut jenazah di depan gereja. Selanjutnya diletakkan di dalam rumah ibadah. Ibadah penguburan dipimpin bersama oleh Pdt. Aneke B. Ina, S.Si (Teol) sebagai liturgos pertama, Pdt. Doddy Octavianus, S.Th sebagai pelayan firman dan Pdt. Netty Dubu, S.Si (Teol), M.Si sebagai liturgos kedua.
Perenungan firman Tuhan disampaikan Pdt. Doddy S. Octavianus, S.Th berdasarkan Roma 8:28, “Kita tahu sekarang , bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Ia menekankan bahwa untuk merasakan kebaikan Allah maka dilewati dalam proses penderitaan. Penderitaan itu menumbuhkan iman yang makin teguh. Penderitaan dialami untuk makin kuat dan menghadapinya sebagai suatu misteri hidup. Allah yang maha kasih, penyayang dan berkuasa terus menyatakan kehendak-Nya bagi yang mengasihi Dia. Kasih kepada Allah diwujudkan oleh Pnt. Tamariska sepanjang hidup. Ia pejuang. Ia orang yang hebat. “Ia mengalami koma sampai titik akhir hidup. Ia tidak bicara dengan kita, supaya kita mengingat kebaikan yang ia tunjukkan sepanjang hidupnya.” ujar Pdt. Doddy.
Selesai ibadah penguburan keranda diusung menuju liang lahat di halaman rumah keluarga Ferdi Buan. Di tempat ini sementara dibangun rumah kediaman. Atap rumah belum ada sementara di halaman rumah terletak pusara Tamariska Polin. Prosesi pemakaman dilanjutkan dengan upacara kedinasan dan ibadah peletakan keranda jenazah.
Tamariska Polin, S.Pd meninggal dunia pada Senin (25/11/2024) di RSAL Samuel Moeda Kupang. Ia meninggalkan suami Ferdi Buan dan anak Ganteng Alesion Buan beserta mama dan saudara-saudara. Ia lahir pada 3 Maret 1991. Menikah pada Agustus 2020.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb