Nitneo, gmitkupangbarat.or.id. -Jumat, 1 Juli 2022 berlangsung acara pelepasan dan perhadapan Pdt. Mielsy Emilda Yuliana Thelikh-Mooy, S.Th dan Pdt. Apriany Menda-Kana Wadu, S.Si.Teol serta Serah Terima Ketua Majelis Jemaat GMIT Bet’el Nitneo, Klasis Kupang Barat. Pendeta Melsy telah dimutasikan (berpindah) ke GMIT Jemaat Ora Et Labora RSS Oesapa. Oleh karena itu, Pendeta Yani yang sebelumnya melayani di GMIT Jemaat Amanau Tablolong, dimutasikan ke GMIt Bet’el Nitneo.
Ibadah pelepasan dan perhadapan serta serah terima Ketua Majelis Jemaat GMIT Bet’el Nitneo, Klasis Kupang Barat ini dipimpin oleh Pdt. Welmince L. Pardosi-Makatita, S.Si yang bertugas sebagai Sekretaris Bidang Penilaian Kinerja Karyawan pada UPP Personil Majelis Sinode GMIT. Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang Johanes Mase, S.Th, Camat Kupang Barat Yusak A. Ulin, S.Sos, Ketua Majelis Klasis Kupang Barat Pdt. Doddy Octavianus, S.Th, keluarga pelayan, anggota jemaat Bet’el Nitneo dan undangan.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang mengharapkan adanya kerjasama antara pemerintah dan gereja. Perlu adanya sinkronisasi program gereja dan pemerintah. Jangan sampai “gereja pikir sendiri, pemerintah pikir sendiri. Akhirnya kerja sendiri-sendiri.” Orang gereja itu paling berani. Uang tidak ada, tetapi bersidang bahkan sampai berkelahi untuk membuat kegiatan yang uangnya belum ada. Maka ia meminta agar program 5P (pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pariwisata) Kabupaten Kupang itu bisa berjalan baik kalau kerjasama dengan gereja. Gereja memiliki kebun sehingga dapat dibantu agar berdaya. Ia menambahkan bahwa sudah memulainya dalam kerjasama dengan GMIT Klasis Sulamu. Untuk awal di Klasis Kupang Barat Bapak Johanis Mase membantu untuk pembuatan sumur bor di GMIT Betel Nitneo. Ia membuka kesempatan kerjasama dengan GMIT Klasis Kupang Barat.
“Bapa su buka kran. Kami siap ember ko tadah bapa. Bapa siap su, kami su pi.” Demikian pernyataan Ketua Majelis Klasis Kupang Barat di awal suara gembala menanggapi ajakan kerjasama dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang. Ini akan sangat menolong kami dalam pelayanan gereja. Tentunya akan ada banyak hal yang bisa dikerjakan bersama.
Mengenai mutasi pelayanan di GMIT Bet’el Nitneo, Pdt. Doddy menandaskan bahwa pelayanan gereja itu bukan mengejar prestasi atau kesuksesan seseorang, tetapi para pelayan itu adalah yang terbaik dari yang terbaik. Oleh karena itu, kita bersyukur atas semua yang terbaik yang telah diberi oleh Pdt. Melsy selama 8 tahun di Nitneo, bahkan 11 tahun di Klasis Kupang Barat. Pdt Melsy bertugas juga sebagai Koordinator UPP Badan Penelitian Pengembangan Pelayanan (BP4) Klasis Kupang Barat. Kita semua melihat dan mengalami bahwa selain pelayanan mimbar, pelayanan di bawah mimbar (pergaulan kerja) begitu luar biasa. Pendeta Melsy benar-benar telah menjadi bagian dari keluarga-keluarga di Nitneo.
Dalam acara ini juga diluncurkan buku sejarah GMIT Betel Nitneo. Sejarah itu ditulis oleh anggota jemaat Bet’el Nitneo yang dibantu oleh Pdt. Yuda Hawu Haba (dosen sejarah gereja pada F.Th. UKAW Kupang). Seluruh rangkaian acara disiarkan secara langsung melalui facebook “Gmit Betel Nitneo.”f
Laporan Pdt. yft hb