Berikut ini adalah seri kedua cerita yang berkesan dari para pendeta.
MELINTAS JALAN, MEMBUKA KENANGAN (Pdt. Sepriana Unbanu-Nomseo)
Jemaat GMIT Mosu Barat tempat pertukaran pelayan mimbar yang saya datangi terletak di Klasis Amfoang Selatan. Jemaat ini berbatasan langsung dengan Siumolo, jemaat ujung tombak Klasis Fatuleu Barat tempat pelayanan perdana saya sebagai pendeta GMIT. Saya mendatangi dan melewati tempat ini lagi. Semua sudah sangat berbeda dari waktu ketika ditinggalkan tahun 2010 silam. Jalan-jalan telah beraspal, sementara dulu sertupun tidak rata, banyak lubang, berbatu lepas dan berdebu. Ini keadaan di musim kemarau. Saat musim hujan datang, sungai-sungai atau lebih sering disebut kali, entah yang lebar atau sempit akan penuh air. Dengan tidak adanya jembatan saat itu maka semua orang dan kendaraan yang melintas harus menunggu banjir surut untuk bisa menyeberang. Dengan istilah “langgar kali berkali-kali” orang Amfoang bahkan harus menyiapkan bekal bila hendak menuju Kupang. Perjalanan yang jauh dan melewati kali berkali-kali dapat menyebabkan perjalanan mencapai dua sampai tiga hari. Tergantung bagaimana banjir surut dan keahlian sopir bis mengendalikan kendaraan di ruas jalan berlumpur. Jika bis mengalami kerusakan maka hal ini menambah “lengkap penderitaan”.
Namun, itu semua tinggal cerita. Hari ini kendaraan apa saja bisa melintasi jalur Naikliu karena ruas jalan yang mulus dan sungai telah berjembatan. Tempo perjalananpun lebih singkat. Satu hal lagi yang tak kalah indah. Sekarang listrik menyala 24 jam. Dulu tioek (lampu pelita menggunakan minyak tanah) menyala saat malam. Dulu handphone (HP) mendapatkan signal di gunung bambu, sekarang kendatipun hilang muncul tetapi beberapa tempat dalam perkampungan telah terjamah signal seluler.
Saya datang bersama suami dan anak-anak yang senang berada di GMIT Jemaat Mosu Barat tepatnya Mata Jemaat GMIT Efrata Tiluntob. Pusat Jemaat Mosu Barat berada di Mata Jemaat Imanuel Manubelon. Pdt. Linda Lumba STh adalah pelayan GMIT Yang ditempatkan di Jemaat Mosu Barat. Di Mata Jemaat Efrata Tiluntob terdapat 21 orang Presbiter. Kami disambut dan dilayani dalam keramahan. Ini membuat kami merasa berada di rumah sendiri. Dalam ibadah jemaat minggu, anak saya yang kedua mendapat kepercayaan menjadi petugas dalam Tata Ibadah Bulan Kebangsaan. Kiranya kebersamaan dalam pelayanan ini terjalin selamanya dalam persekutuan Kristus.
BERKALI-KALI DI NEFONEUT (Pdt. Yefta H. Bani)
Sabtu dan Minggu, 20 dan 21 Agustus 2022 kami menjalankan pelayanan pertukaran pelayan GMIT Klasis Kupang Barat dan GMIT Klasis Amfoang Selatan. Saya melayani di GMIT Jemaat Ebenhaezer Mosu Nefoneut. Perjalanan melewati Kecamatan Kupang Timur, Sulamu dan Fatule’u Barat. Jembatan Termanu menjadi perbatasan Fatule’u dan Amfoang. Kecamatan Amfoang Barat Daya dimasuki dan bersiap menuju Nefoneut. Jalanannya melewati kali (sungai). Tidak ada jalan lain bila dari arah barat. Di musim hujan daerah ini tertutup. Hanya bisa dimasuki dari timur melewati Lelogama.
Saya dijemput Pak Namun dan diantar kembali oleh pak Yusak di ujung Jembatan Termanu. Kami melewati satu kali, berkali-kali. Menurut informasi, kali itu dilewati 14 kali barulah bisa sampai ke Mosu Nefoneut. Masuk lagi dalam air. Melewati bebatuan licin. Sesekali tertancap di pasir. Ban tubeles yang licin tidak ada gunanya di sini. Melewati jalur yang sama pulang pergi dengan sepeda motor menyebabkan laher motor menjadi rusak. Motor yang dikendarai menjadi oleng sepanjang perjalan pulang ke Oenaek, Kupang Barat. Seperti yg pernah didengar tentang Amfoang: “Kalau ke sana mesti melewati kali, berkali-kali.”
Jemaat Ebenhaezer Mosu Nefoneut dilayani oleh Pdt. Dewi Nenobais. Ia tinggal di pastori bersama dengan suami, Pdt. Tomi Kasim dan sang putri Michelle Kasim. Rumah pelayan sudah ramai dengan anggota jemaat dan jemaat yang menyambut dan melepas. 2 hari berada di sana, pastori selalu ramai.
Mosu Nefoneut terletak di Desa Nefoneut, Kecamatan Amfoang Barat Daya. Ibukota kecamatan di Manubelon. Jalur Amfoang Barat Daya ini juga menjadi lintasan jalan menuju Naikliu, Amfoang Utara. Desa Nefoneut terletak di lembah dan pinggir sungai. Pepohonan rimbun terdapat di sepanjang perkampungan. Kelapa, pisang, jambu mete, pinang dan berbagai tanaman perkebunan memenuhi halaman rumah. Sementara area perbukitan membentang mengelilingi perkampungan. Seluruh kompleks perkampungan dipagari agar hewan yang dilepas di luar kompleks tidak merusak tanaman.
Di sekitar kompleks perkampungan terdapat lapangan yang luas, sekolah, gereja, pustu dan kantor desa. Sekolah yang ada yaitu SD GMIT Mosu yang telah berdiri sejak tahun 1917. Di bagian lain terdapat tower internet bantuan Keminfo “Bakti Untuk Negeri”. Terlihat di handphone (HP) tulisan 4G, tetapi tidak ada koneksi di HP. Pada tengah malam saya tersadar. Beberapa WA yang saya kirim sudah bisa terkirim. Dan ketika pagi menjelang, koneksi internet tidak lagi berfungsi. Di layar HP tetap tertera “4G.”
Jaringan listrik belum menjangkau Nefoneut. Penerangan menggunakan panel tenaga surya di tiap rumah. Di kompleks gereja terdapat sebuah genset untuk keperluan penerangan dan pelayanan gereja. HP bisa dicas menggunakan inferter dan aliran genset tetapi sinyal dan koneksi internet masih jauh dari jangkauan.
Menurut informasi dari Pdt. Dewi gedung gereja Ebenhaezer Nefoneut baru saja ditabiskan pada 8 Juli 2022. Hadir dalam momen sukacita itu Wakil Sekretaris MS GMIT Pdt. Elisa Maplani, Gubenur NTT Viktor Bpk. Bungtilu Laiskodat dan Wakil Bupati Kupang Bpk. Jerry Manafe.
Ibadah di jemaat ini dilaksanakan jam 08.00 wita. Satu hal menarik adalah setelah selesai ibadah dan doa penutup di konsitori, kami masih berdoa lagi di sekitar mimbar utama. Seluruh presbiter berlutut. Doa pergumulan pelayanan para presbiter selama seminggu. Saya mendoakan tiap pergumulan yang disampaikan. Ini tanda persekutuan kasih dan saling mendukung dalam pelayanan bagi segenap presbiter.
Terima kasih untuk kebersamaan ini. Badan memang sakit, sepeda motor sempat menyerah tetapi sukacita tidak hilang dari hati. Kami menanti kunjungan balasan Pdt. Dewi Nenobais di GMIT Yegar Sahaduta Oenaek, Kupang Barat.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb
Cerita makin panjang sampai detil-detil
Terima kasih bp.f