Berikut ini adalah seri ketiga cerita yang berkesan dari para pendeta.
KESAN SEBAGAI KLASIS PENERIMA (Pdt. Jamers Hetmina, KMK Amfoang Selatan)
Pertukaran pelayanan antar klasis di Teritori Kuda Semau (Kupang Daratan: Amfoang, Amarasi, Sulamu, Kupang Timur, Kupang Tengah, Kotamadya Kupang, Kupang Barat dan Semau) ini adalah hal yang positif yg perlu di teruskan. Kami bertukar bersama GMIT Klasis Kupang Barat. Bagi kami, karena anggota jemaat dan presbiter dilayani oleh pendeta dari klasis lain tentu membawa hal baru yang memperkaya wawasan serta membangun persekutuan antar klasis. Jarak yang jauh tidak jadi halangan untuk kita bertemu dan berbagi cerita pelayanan. Bapak dan ibu pendeta dari GMIT Klasis Kupang Barat juga dapat merasakan medan pelayanan di Amfoang Selatan.
Pada kami akan berbalas mengunjungi GMIT Klasis Kupang Barat pada tanggal 18 September 2022. Saya melihat dan merasakan komitmen kawan-kawan pendeta Kupang Barat dalam melaksanakan pelayanan. Terima kasih atas kedatangan 15 orang pelayan GMIT Klasis Kupang Barat yang telah berbagi dan merasakan atmosfir pelayanan di Amfoang. Energi yang sama kiranya nampak dalam kunjungan Klasis Amfoang Selatan ke Klasis Kupang Barat. Tuhan memberkati.
MENGENAL REKAN SEKERJA (Pdt. Nonci Jumetan-Sete)
Sabtu, 19 Agustus 2022 kira2 jam 7 malam di Pastori GMIT Pniel 2 Lelogama kami (saya Pdt. Nonci Jumetan-Sette, suami dan anak-anak) didatangi oleh Pdt. Jamers Hetmina (KMK Amfoang Selatan), Pdt. Doddy Octavianus (KMK Kupang Barat) serta Pdt. Aneke B. Namah-Ina, S.Si.Teol dalam rangka mengantar Pdt. Aneke yang akan melayani dalam pertukaran pelayan Klasis Kupang Barat dan Amfoang Selatan pada esok hari. Perjalanan yang cukup jauh membuat Pdt. Aneke kelelahan sehingga kami tidak lama bercerita. Pdt Aneke dan kami semuapun beristirahat karena besok kami harus berbakti.
Keesokan harinya kamipun bersiap untuk ada dalam kebaktian jam 8.30 wita yang dipimpin oleh Pdt Aneke Namah-Ina, S.Si.Teol. Anggota jemaat GMIT Pniel Lelogama hadir dalam sukacita beribadah. Setelah itu, Pdt. Aneke Namah-Ina meninggalkan kami untuk kembali ke Kupang bersama rombongan. Dari perjumpaan yang singkat ini kami merasa bahwa dengan adanya pertukaran pelayan dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan yang indah. Kita yang tadinya tidak saling kenal meskipun kita rekan sekerja, seatap, seasas tetapi terpisah karena tempat pelayanan, bisa saling mengenal dan akrab serta saling berbagi tentang pergumulan pelayanan masing-masingg jemaat. Terima kasih Tuhan karena kesempatan yang berharga ini. Terima kasih KMK Kupang Barat dan KMK Amfoang Selatan yang sudah memfasilitasi kegiatan pelayan ini. Terima kasih Pdt Aneke Namah-Ina S.Si.Teol. Tuhan memberkati kita.
SUASANA BARU DI BONMUTI (Pdt. Yusak Lagi)
Kami GMIT Jemaat Bonmuti, Mata Jemaat Maranatha Bonmuti, bersukacita menerima kehadiran Pdt. Nurdiana Lauwoe, S.Th dalam pelayanan pertukaran pada Minggu, 21 Agustus 2022. Jemaat mendapat kesan baik dari program pertukaran dan kehadiran pelayan dari Klasis Kupang Barat. Sedikit berbeda dari jemaat-jemaat yang lain, Pdt. Nur datang ke Jemaat Bonmuti dengan rombongan berjumlah 16 orang dari Jemaat Oemathonis Noelsinas. Rombongan yang datang bersama Pdt.Nur mengisi liturgi dengan pujian vokal grup. Juga musik pengiring liturgi yang juga datang dari Jemaat Noelsinas.
Jemaat Bonmuti yang terletak di ujung Timur Klasis Amfoang Selatan, yang jauh dari hiruk pikuk dan kebisingan, merasakan suasana yang baru dalam kebaktian pagi itu. Anggota Jemaat Bonmuti yang hadir dalam kebaktian pagi itu terlihat bersemangat sepanjang kebaktian berlangsung. Ada energi positif dan baru bagi Jemaat Bonmuti. Selepas kebaktian pagi itu, kami berkesempatan untuk menjalin persekutuan sebagai pelayan-pelayan dan jemaat. Ada cerita dan sharing pengalaman dan pergumulan pelayanan. Ada suasana kekeluargaan dan kekerabatan yang terbangun di sana. Terima kasih Pdt. Nurdiana Lauwoe, S.Th dan Jemaat Oemathonis Noelsinas yang telah melayani, berbakti dan berbagi kasih dengan kami di Bonmuti.
BERHARAP “HOT MIX” YANG TERJADI “HOT MUHEL” (Pdt. Dewi Nenobais, Pelayan GMIT Ebenhaezer Mosu Nefoneut)
Suatu siang (13/8), saya dihubungi oleh Pdt. Yefta Bani yang menginformasikan bahwa beliau akan memimpin ibadah di Jemaat GMIT Ebenhaezer Mosu Nefoneut (21/8). Kegiatan itu adalah bagian dari pertukaran pelayan di Teritori Kuda Semau. Klasis Kupang Barat melayani di Klasis Amfoang Selatan. Singkat cerita, kami bersepakat untk membangun komunikasi ketika Bapak Pdt. Yefta dalam perjalanan ke Nefoneut. Sayang sekali, rupanya jaringan internet tidak bersahabat. Informasi sedikit tersendat. Maka di pagi hari (20/8) kami mengutus penjemput untuk menanti Bapa Pendeta. Kami berharap mereka bisa saling bertemu (jaringan hilang muncul, yang jemput dan yang dijemput tidak mengenal wajah). Akhirnya pada sore hari Bapa Pendeta dan penjemput tiba di Nefoneut.
Tentu selalu ada sukacita di setiap pertemuan. Itu yang kami rasakan ketika bertemu dengan Bapa Pendeta. Udara dingin tidak mampu menghentikan cerita kami. Para presbiter tetap setia menemani Bapa Pendeta sampai larut malam. Terima kasih karena sudah mengunjungi kami yang berada di sudut Klasis Amfoang Selatan (pinjam Bapa Pdt. Yefta pung istilah). Semua merasa bersukacita karena ini pertama kalinya terjadi pertukaran pelayan antar klasis di Jemaat Ebenhaezer Mosu Nefoneut. Sampai dengan kepulangan Bapa Pendeta, jemaat masih tetap menyebutkan nama Bapa Pendeta dan sapaan sodamoleknya. Ada yang bertanya: “Kapan Bapa Pendeta datang lagi? Karena biasanya yang datang ke Nefoneut akan berpikir dua kali untuk kembali lagi oleh karena kondisi jalan yang cukup sulit. Semoga nanti kami bisa dikunjungi lagi. Terima kasih untuk perenungan firman Tuhannya. Jemaat sungguh antusias karena kali ini yang berkhotbah dari kota. Bagi kami kalo ada kata “Kupang” itu berarti dari “kota”. Terima kasih untuk kebersamaannya. Semoga Bapa Pendeta tetap semangat kalau harus langgar kali berkali-kali lagi.
Terima kasih juga karena sudah menikmati penerangan dari lampu tenaga surya yang semakin malam semakin suram. Katanya tahun depan sudah ada jaringan listirk di Nefoneut. Semoga kami juga bisa terang benderang dan tidak suram terus. Apalagi kalau tiba musim penghujan, jalan lebih sulit, penerangan suram menuju gelap. Wah… rasanya komplit.
Kami sangat berharap jalan menuju Nefoneut mendapat perhatian dari pemerintah. Apalagi sebagai daerah penghasil komoditas pertanian, kami harus menjual komoditi kami ke Kupang. Kami selalu terkendala biaya transportasi yang melebihi keuntungan penjualan hasil pertanian dan peternakan. Miris, tetapi itulah kondisi kami.
Kami sudah selesai survey jalan baru yang bisa dilewati di musim hujan dan panas. Setelah itu kami berencana untuk bersurat ke pemerintah supaya membantu kami dengan alat berat untuk memulai pekerjaan jalan. Kalau tidak bisa kami akan bekerja gotong royong perlahan-lahan. Semoga ke depan kalau Bapa Pendeta datang lagi, jalannya sudah lumayan hot mix bukan lagi “hot muhel” (peluk erat/kuat).
Di tempat kami juga ada sebuah sekolah GMIT yang dulu hampir ditutup. SD GMIT Mosu. Sekolah ini sudah telah ada sejak tahun 1917. Kondisi gedung mulai mengalami kerusakan. Maka dalam rencana kami, tahun depan (2023) gereja akan memfasilitasi pembangunan gedung sekolah yang rusak (mohon dukungannya). Sebagai gereja, kami juga bahu membahu dalam menyediakan materi untuk memenuhi pembayaran insentif 5 orang guru honorer di SD GMIT Mosu (di SD ini hanya ada 3 orang guru ASN). Kami mohon untuk didukung dalam doa agar kami tetap dimampukan untuk menunjang SD GMIT Mosu tempat anak-anak kami bersekolah dengan setiap berkat Tuhan yang ada pada kami, jemaat pedesaan di sudut Klasis Amfoang Selatan.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb