“Dalam iman kepada Tuhan kami mau berkata: Tidak ada yang mustahil!” Demikian pernyataan Pdt. Vonika Dolwala-Adoe, S.Th. “Kami telah bergumul 3 tahun untuk mulai membangun. Di tahun 2022 ini kami sementra menggumuli (merencanakan pekerjaan) untuk atap gereja. Pandemi Covid-19 sempat melemahkan semangat kami. Tetapi kami terus bangkit. Karena itu kami mengusahakan tanah. Mengolah tanah kebun gereja di Paku untuk membangun gedung. Bulan Februari yang lalu kami panen jagung muda. Gereja Ebenhaezer Oeba dan Kefas Kampung Baru siap menerima kami untuk melakukan bazar. Tetapi hari Sabtu ketika kami mau datang panen, banjir meluap. Kalau diukur sampai ke dada saya. Susah payah kami melewati banjir dari Batulesa ke Paku. Itu pertama kalinya saya langgar banjir. Puji Tuhan kami semua selamat. Kami bisa menjual hasil panen jagung muda.
“Setiap tahun kami melewati banjir untuk ke kebun atau sekolah. Kami butuh jembatan untuk menghubungkan Paku dan Batulesa. Menghubungkan Kecamatan Nekamese dan Kupang Barat. Menolong kami para petani dan anak sekolah. Terima kasih bapak, mama, saudara-saudari yang sudah datang. Tadi di jalan penuh perjuangan. Itulah jalan menuju ke kami. Baro’o. Sekiranya jalan itu juga mendapat perhatian untuk dikerjakan.”
“Saat ini kita panen bawang merah untuk pembangunan gereja. Kami memulai dari apa yang ada pada kami. Di Batulesa ini komplit: ada pertanian, perikanan, pariwisata, peternakan, perkebunan. Teruslah perhatikan kami. Terima kasih atas seluruh perhatian dan dukungan bagi pembangunan gedung GMIT Aku Ada Batulesa”
Demikian kutipan pernyataan dan harapan dari Pdt. Vonika Dolwala-Adoe (KMJ GMIT Aku Ada Batulesa) dalam sambutannya pada syukur panen dan panen perdana bawang merah untuk pembangunan gedung GMIT Aku Ada Batulesa Selasa, 21 Juni 2022 di Paku-Batulesa, Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat.
Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur NTT, Bupati Kupang, Wakil Bupati Kupang, direktur utama Bank NTT, Organisasi Pimpinan Daerah dan tamu undangan.
Kebaktian ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin S.Th. dalam sambutannya ia menyoroti tentang nama “Aku Ada.” Baginya semua ada di Batulesa dan bagaimana semua yang ada di Batulesa ini diberdayakan. Kita yang datagn sudah melihat dan mengalami langsung. Mari menolong untuk memberdayakan. Dengan ibadah panen (hulu hasil) dalam tradisi GMIT ini maka kita selalu berharap ada peningkatan hasil. Oleh karena itu mari miliki prinsip hidup dan kekompakkan untuk melaksanakan program pelayanan. Salah satu yang perlu dan trus digalakkan yaitu menggarap lahan pertanian. Kita juga kiranya terus berjejaring dalam kemitraan baik di luar maupun di dalam. Mitra gereja di laur gereja itu pemerintah, LSM, lembaga keuangan dan sebagainya. Mari berkolaborasi untuk pelayanan kepada jemaat. Kemitraan di dalam (internal) itu seperti adanya jemaat asuh. Dan Kefas Kampung Baru dan Aku Ada Batulesa telah melakukannya. Terima kasih untuk kemitraan jemat asuh ini.f
Laporan: Pdt. yft hb