TERIMA KASIH ATAS PENCARIAN BERSAMA (Kisah Keempatbelas Dari Rekoleksi Pelayan GMIT Klasis Kupang Barat Di Fatunausus-Fatumnasi, Mollo)

Pdt. Doddy Octavianus

Fatunausus, gmitklasiskupangbarat.or.id –Kami kutip kesan dari percakapan grup WhatsApp (WA) tentang Rekoleksi Pelayan GMIT Klasis Kupang Barat di Fatunausus dan Fatumnasi. Kutipan sudah mendapatkan ijin dari pengirim WA.
Selamat pagi kawan-kawan panitia dan peserta. Pagi ini segar sekali rasanya padahal perjalanan dua hari satu malam yang sebenarnya melelahkan namun tidak memberi efek lelah. Mungkin karena perjalanan itu adalah perjalanan untuk sejenak melepaskan kepenatan. Jauh dari keramaian dan rutinitas pelayanan untuk “mencari Tuhan.” Ada pengalaman indah saat senyum, canda, tawa dan sukacita yang bertaburan dalam kebersamaan dan keakraban. Kiranya koleksi memori itu dapat menjadi energi positif dan mengisi kembali daya yang mungkin sudah terbakar habis ketika bergumul dengan rutinitas pelayanan.
Dalam pemahaman mencari Tuhan sebenarnya bukan mencari keberadaan Tuhan. Tuhan ada di mana-mana. Namun mencari Tuhan adalah sebuah hikmat ketika menjalani hidup sebagai suatu keutuhan antara kehidupan jasmani, intelektual dan rohani dalam keinginan Allah. Termaksud canda dan tawa, jalan-jalan, foto-foto, makan-makan bersama para abdi Allah yang selalu memohon pertolongan Tuhan dalam ucapan doa dan tindakan. “Kami bukan malaikat. Kami juga manusia yang berhak bahagia dalam sukacita namun kami sangat tahu batasannya pada kehendak Allah.”
Terima kasih untuk semuanya. Panitia yang hebat, peserta yang oke dan gaul. Terima kasih untuk keluarga: para suami dan anak yang turut mengantar dan menemani. Ada yang mengatakan: “Kitong masak untuk pendeta dong kitong dapat banyak berkat.” Terima kasih untuk para sopir, master of ceremony yang oke. Terima kasih untuk para donatur dan Tim Multimedia yang profesional. Terima kasih untuk semua yang membantu suksesnya kegiatan kita. Mungkin karena senior dan yunior bukan hanya sekedar sebutan tapi benar-benar dihidupi dalam pergaulan bersama sehingga candaan tidak berujung marah. “Maen gila” tidak berujung tersinggung. Namun rasanya permohonan maaf perlu diucapkan untuk kita semua jika ada yang kurang, ada yang keliru, ada yang salah tutur atau tindak. Mari lupakanlah!
Salam sayang untuk mama-mama pendeta yang karena halangan dan sakit tidak sempat ikut. Memang puas! Seperti “sudah menemukan Tuhan.” Next time ya!
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

Penulis: Pdt. Doddy Octavianus/KMK Kupang Barat)
Laporan: Pdt. yft hb

Leave a Reply