Kuanheun, gmitklasiskupangbarat. -Pendidikan bagi anak penting untuk masa depannya. Pendidikan dalam keluarga (informal), pendidikan di sekolah (formal) dan pendidikan pelatihan/kursus (non formal). Semua itu akan membawakan kepada prestasi. “Mau mengejar prestasi atau prestise (gengsi)?” Tanya Pdt. Juliana Asraka-Nalle, S.Th kepada jemaat yang hadir dalam kebaktian bulan pendidikan minggu pertama dan pembukaan Bible Camp Pelayanan Anak dan Remaja (PAR) Rayon 4 dan 5 GMIT Klasis Kupang Barat. Baginya menyediakan anak untuk berpestasi menjadi sesuatu yang sulit dilakukan, tetapi untuk “gengsi” seperti kumpul keluarga, dilakukan mati-matian.Untuk anak-anak, dibuat dalam proses yang “asal-asalan.” Hasil masa depan yang diharapkan damai sejahtera menjadi hilang.
Lebih lanjut pendeta yang sehari-hari melayani di GMIT Imanuel Oenesu ini menambahkan bahwa orang tua itu seperti remote control bagi anaknya. Mendidik dan menyiapkan masa depan yang baik adalah cara orang tua menjadi remote control . Perhatikan kebutuhan jasmani, kebutuhan pendidikan, kebutuhan rohani (spiritual). Tiap anak itu memiliki keunikan. Anak memiliki talentanya. Tidak ada produk Allah yang gagal. Maka topang tiap anak dalam tanggung jawab iman kepada Tuhan. Saling menopanglah untuk memenuhi hukum Kristus. Yang kuat secara rohani dan jasmani, nyatakanlah topangan dalam kebersamaan yang erat. Topang dan tolonglah tanpa pamrih.
Demikian intisari khotbah Pdt. Juliana Asraka-Nalle, S.Th dalam kebaktian di GMIT Jemaat Laharoi Kuanheun tanggal 3 Juli 2022. Khotbah berdasarkan Galatia 6:1-10 dengan tema Saling Menopang Dalam pengembangan Pendidikan. Khotbah Pendeta Juli dimaknai juga dalam fragmen yang dipentaskan oleh anak-anak diawal kebaktian tentang realitas pendidikan anak yang tidak ditopang oleh orang tua. Kebaktian ini secara langsung melalui facebook Gmit Klasis Kupang Barat.f
Laporan Pdt. yft hb