Oematnunu,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Minggu (5/5/2024) bertempat di rumah ibadah GMIT Jemaat Filadelfia Oematnunu telah berlangsung Ibadah Bulan Budaya, Pengutusan dan Perhadapan pelayan GMIT Jemaat Filadelfia Oematnunu. Pdt. Gema Susanti Mage-Lima, S.Th telah mengakhiri masa tugasnya dan digantikan oleh Pdt. Maria Darniati, Se’u-Dimu, S.Th, M.Pd. Pdt. Gema dimutasikan ke Jemaat GMIT Diaspora Danau Ina Oesapa Klasis Kota Kupang timur, sedangkan Pdt. Maria dimutasikan dari Jemaat GMIT Lahairoi Kuanheun, Klasis Kupang Barat.
Ibadah dipimpin bersama oleh para pelayan GMIT Klasis Kupang Barat, khususnya rayon 4 dan pelayan firman oleh Pdt. Zimrat M. S. Karmany, M.Th Wakil Sekretaris Majelis Sinode GMIT. Ibadah disiarkan secara langsung melalui Youtube: GMIT Klasis Kupang Barat-NTT. Turut hadir dalam ibadah ini Bendahara Majelis Sinode GMIT Pnt. Yefta Sanam yang juga anggota jemaat GMIT Diasporan Danau Ina, Camat Kupang Barat, undangan dr Jemaat Diaspora Danau Ina dan Lahairoi Kuanheun, keluarga pendeta yang diutus dan diperhadapkan, para pelayan GMIT Klasis Kupang Barat dan undangan lainnya.
Firman Tuhan dalam ibadah didasarkan pada 1 Samuel 24. Dalam khotbahnya, Pdt. Zimrat menyampaikan tentang Daud yang mengkritisi budaya: Dari orang fasik timbul kefasikan. Bagi Daud, Tuhan yang menjadi hakim dan membalaskan. Tangannya tidak akan memukul Saul. Daud menunjukkan bahwa kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan. Di samping itu, mutasi sebagai bagian dari budaya pelayanan GMIT adalah sesuatu yang biasa. Ini semua karya Roh Kudus bagi gereja-nya. Lepaskan dan terimalah para hamba Tuhan untuk menjadi duta dan saksi-Nya. Bangunlah relasi dan komunikasi dalam setiap perjumpaan. Terus setia dalam melayani.
Dalam suara gembala, Bendahara MS GMIT Pnt. Yefta Sanam menyuarakan: pertama, dalam tugas dan tanggung jawab diberi batasan waktu. Semuanya waktu Tuhan. Kedua, dalam bulan budaya bersyukur karena diberi banyak budaya untuk disyukur, bukan dibanding-bandingkan dan menjadi sumber konflik. Dipakai untuk hormat dan kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama dan alam sekitar. Ketiga, MS GMIT menyampaikan dalam setiap kesempatan untuk memulai budaya baik. Saat ini budaya kita: tolong menolong, kerjasama, hormat menghormati, menghargai dan gotong royong telah tergerus. Individualistis telah menjadi budaya baru. Keempat, GMIT dalam periode 2024-2027 memiliki banyak pergumulan sehingga memerlukan kolaborasi gereja dan pemerintah, Gereja dan masyarakat, jemaat dengan jemaat, jangan masing-masing di sudutnya. Kelima, bergumul bersama untuk lembaga pendidikan GMIT. Keenam, budayakan hidup hemat, dengan apa yang ada. Penggunaan uang dengan skala prioritas, belanja kebutuhan bukan keinginan untuk kehidupan jangka panjang. Ketujuh, pengelolaan aset untuk kehidupan yang lebih baik. Kedelapan, siapkan diri untuk pemilukada tahun 2024. Dukunglah seluruh proses aga berjalan dengan damai. Doakan untuk berjalan sesuai aturan yang baik. Jangan budayakan yang tidak sesuai ajaran Kristen agar menghasilkan pemimpin-pemimpin yang takut Tuhan untuk mendatangkan kebaikan.
Dalam sambutan pemerintah Kecamatan Kupang Barat, Camat Kupang Barat Yusak Ulin, S.Sos berterima kasih atas kebersamaan pemerintah dan gereja yang melayani masyarakat dan jemaat. Ia bersyukur atas perkembangan jemaat Filadelfia Oematnunu sejak pemandirian dua tahun yang lalu. Ia sendiri hadir dalam peristiwa itu dan membandingkannya dengan perkembangan terakhir. Ia juga mengingatkan tentang pemilukada pada bulan November 2024, baik propinsi maupun kabupaten/kota. Ia mengharapkan jemaat yang juga adalah masyarakt untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya. Di akhir sambutan ia menyampaikan terima kasih atas sumbangsih dan pelayanan Pdt. Gema bagi masyarakat Kupang Barat, khususnya di Tapak dan Oematnunu. Ia menyambut Pdt. Maria yang akan menikmati nuansa indah yang ditinggalkan Pdt. Gema di Jemaat Filadelfia Oematnunu.
Mewakili jemaat Filadelfia Oematnunu, Pnt. Yulius Bait menyampaikan bahwa Pdt. Gema, Pdt. Deddy dan Selsa “ada di katong.” Dua tahun bersama telah terjadi perubahan besar bagi Filadelfia Oematnunu yang terdiri dari tiga rayon. “Jangan lupa katong. Katong filadelfia (bersaudara),” ujarnya. Ia menyampaikan selamat datang bagi Pdt. Maria dan keluarga untuk merajut pelayanan.
“Fildelfia, jemaat 53 KK, 3 rayon mereka luar biasa dalam menerima seorang hamba Tuhan. Kurang lebih dua tahun kami diterima dan berada dalam dinamika yang ada. Kami disambut sebagai pendeta dan keluarga dekat. Di Fildelfia sangat nyaman, tapi kami harus keluar dari zona nyaman ini untuk bertolak lagi ke tempat yan glebih dalam dengan dinamika yang baru.” Demikian pernyataan Pdt. Gema dalam sambutannya dengan didampingi oleh suami Pdt. Deddy Mage, S.Th dan anak Selsa Mage. Ia berterima kasih atas kebersamaan dan kasih sayang yang diberi dan memohon maaf atas segala kesalahan. “Beta mau omong banyak tapi su beberapa minggu ini beta su omong banyak dan su menangis banyak,” ujarnya.
“Setiap pelayanan yang dipercayakan kepada seorang hamba Tuhan (pendeta), adalah keluarga Allah. Dari tidak berkenalan, menjadi berkenalan dan terikat sebagai keluarga. Kami hadir di Oematnunu ini adalah jawaban doa kami selama proses mutasi. Kita akan berkarya bersama dan menjadi keluarga Allah. Di Oenaek saya senang, di Lahairoi Kuanheun empat tahun saya senang. Di sini senang di sana senang. Dinamika pelayanan menjadi sesuatu hal yang diterima, dimaknai dengan baik. Itu proses yang Tuhan ijinkan ada dan semakin bertambah-tambah dalam pengertian dan hikmat juga menghasilkan buah.” Demikian cuplikan beberapa pernyataan Pdt. Maria dalam sambutannya. Pdt. Maria akan melayani di GMIT Jemaat Filadelfia Oematnunu dengan di dampingi suami Ofis Se’u dan anak-anak: Cika Se’u, Caca Se’u dan Honi Se’u.
GMIT Klasis Kupang Barat untuk kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb