MOMENTUM MENANAM BENIH

Pdt. DoddyOctavianus, S.Th

Kuanheun,gmitklasiskupangbarat.or.id, -“Ini momentum menanam benih. Dua tahun lagi perlombaan yang sama dilaksanakan. Pasti banyak yang sudah bisa ikut,” demikian pernyataan Ketua Majelis Klasis Kupang Barat Pdt. Doddy Octavianus, S.Th dalam suara gembala pada pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) GMIT Klasis Kupang Barat, Senin (6/11/2023). Pesparawi ini merupakan pertama kalinya dilaksanakan setelah pemekaran Klasis Kupang Barat. Pesparawi tahun 2023 menjadi pembuka jalan bagi pelaksanaan yang direncanakan dua tahun sekali. Bagi Pdt. Doddy, pesparawi ini merupakan pesta, maka pesta hendaknya meriah. Yang membuat kemeriahan nampak dalam pesparawi adalah mengagungkan kasih setia Tuhan sehingga dipenuhi sukacita. Nyanyian adalah salah satu respon terhadap kasih setia Tuhan yang besar dalam kehidupan. Kemeriahan juga nampak dalam jalinan kebersamaan antar gereja yang sungguh-sungguh bernyanyi bagi kemuliaan Tuhan. Bahkan kemeriahan itu hendaknya terus ditunjukkan dalam nyanyian yang dipersembahan di gereja masing-masing secara rutin. “Semua peserta harus menyanyi di gereja masing-masing. Latihlah dan nyanyikan lagu dari KJ, PKJ atau NKB,” harap pelayan GMIT yang pernah melayani di GMIT Lahairoi Kuanheun.

Jery Manafe, SH, M.Th

Sementara itu Wakil Bupati Kupang Jery Manafe, SH, M.Th menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan kegiatan ini. Sesuai informasi yang didengar bahwa dari 45 jemaat di GMIT Klasis Kupang Barat, yang ikut dalam pesparawi sejumlah 12 jemaat. Yang menjadi pertanyaan, mengapa tidak banyak yang ikut? Apakah kesulitan di kostum? Sekiranya penilaian pada kostum dikurangi sehingga berniat untuk ikut dan menggunakan kostum (seragam) yang bisa dipersiapkan; ataukah biaya transportasi yang tinggi? Sebab kegiatan ini dilaksanakan di Kuanheun dan kesulitan transpostasi, terutama yang berasal dari kecamatan Nekamese. Pengeluaran lain tentunya konsumsi yang perlu dipersiapkan selama kegiatan.

Pertanyaan lain mengemuka dan disampaikan oleh Wakil Bupati Kupang tentang peranan pemerintah dalam kegiatan gereja. Pemerintah dan lembaga keagamaan (gereja) seperti dua sisi mata uang. “Rakyatku, jemaatku; jemaatmu, rakyatku,” ujar Jerry Manafe. Pemerintah terus menaruh perhatian terhadap kemitraan dengan gereja. Yang terdekat, terutama di desa dapat memperoleh bantuan melalui penganggaran dana desa.

Pembukaan pesparawi diawali dengan penyambutan secara adat kepada Ketua Majelis Klasis Kupang Barat, Wakil Bupati Kupang, Camat Kupang Barat, Kapolsek Kupang Barat, Danramil Batakte dan segenap tamu undangan. Dilanjutkan dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Yunita L. Ratu Lobo-Abola, M.Th pelayan GMIT Jemaat Talenalain Manulai 1.

Pesparawi GMIT Klasis Kupang Barat diikuti oleh 15 tim dari 12 jemaat. Untuk hari pertama, Senin (6/11/2023) dilaksanakan perlombaan untuk kategori dewasa pria (kaum bapak) GMIT El-Roi Batakte dan GMIT Lahairoi Kuanheun. Sementara kategori dewasa wanita (perempuan GMIT) diikuti GMIT Elim Bolok, GMIT Viadolorosa Alak, GMIT Lahairoi Kuanheun, GMIT El-Roi Batakte, GMIT Lidamanu Batubao, GMIT Betania Foeneno dan GMIT Lopomaus Tualeu. Selanjutnya kegiatan hari kedua, Selasa (7/11/2023) diikuti oleh GMIT Lahairoi Kuanheun, GMIT Talitakumi Nitneo, GMIT Betel Nitneo, GMIT Imanuel Oenesu, GMIT Oemathonis Nait, GMIT Faut Uf Tapak. Pada hari kedua diumumkan pemenang, penyerahan hadiah dan ibadah penutupan.

Acara pesparawi dapat disaksikan dengan mendatangi rumah ibadah GMIT Lahairoi Kuanheun, di Desa Kuanheun Kupang Barat. Atau dapat menyaksikan melalui Youtube GMIT KLASIS KUPANG BARAT-NTT.

 

GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Laporan: Pdt. yft hb

Leave a Reply