Oekona, gmitklasiskupangbarat.or.id. –Hari ini 14 Juli 2022. Dingin masih menusuk sampai ke tulang. Jaket tebal, kaos kaki, penutup kepala dan kain pembungkus badan tak kuasa menghilangkan dingin. Tubuh meliuk seperti udang untuk sekedar mendapat kehangatan.
Mentari memancar di pagi hari di perbukitan Fatu Bikase, Oekona. Sinar kemerahan terlihat dari arah Amarasi. Aktifitas di tenda mulai terdengar. Pujian dan doa dilantunkan. Segenap penghuni bumi terbangun dan memulai aktifitas seiring terbitnya sang surya.
Lokasi Camp Pemuda GMIT Klasis Kupang Barat mulai terdengar ramai. Lalu lalang aktifitas terlihat di sana sini. Semua menyambut hari ketiga camp pemuda dengan semangat. Hari ini peserta akan melintasi alam Fatu Bikase. 34 tim siap menjelajah alam sambil menikmati keindahan dan berbagai aktifitas yang dipersiapkan panitia.
Tim demi tim mulai dilepas dari arena camp. Sementara menunggu, peserta menampilkan yel-yel atau permainan. Tim-tim yang lain kembali lagi ke tenda untuk beristirahat bahkan makan siang. Tim terakhir dilepas menjelang sore.
Jalur perjalanan melintasi alam Fatu Bikase begitu menantang. Perbukitan dan jalanan terjal dilalui. Bagi masyarakat sekitar, melintasi wilayah ini bukan sesuatu yang baru. Mereka hidup di alam ini dan keindahannya. Sementara yang baru datang dan melintas, alam ini begitu indah. Hamparan padang berumput yang mulai menguning dan pohon Kasuari dan pohon duri terlihat mendominasi. Dengan hati-hati setiap orang melangkah. Kaki menderap, mata menelisik jalan sambil sesekali memandang keindahanan alam Nekamese sampai Amarasi. Sungguh indah pesona bentang alam karya Sang Maha Kuasa.
Pos 1 terlihat di kejauhan. Tiap tim ditahan untuk tidak mendekat. Di sana terlihat aktifitas peserta yang diarahkan oleh panitia. Entah apa itu. Ketika sampai terlihat peserta diarahkan untuk memindahkan sarung sambil berpegangan tangan. Boleh menggunakan kaki tanpa melepaskan tangan. Dalam waktu 2 menit 10 orang berusaha memindahkan sarung. Sarung berpindah dan terlihat sesekali salah mengatur sehingga sarung terjatuh. Akhirnya waktu berakhir. Entah sarung mencapai orang ke-10 atau tidak permainan dihentikan. Di pos pertama tim memperoleh 2 pertanyaan yang dijawab cepat. Kekompakan tim diuji dengan memilih teman yang dipulangkan ke tenda atau mempertahankan dalam tim.
Perjalanan berlanjut ke pos 2. Jalanan menurun dan terjal dilewati. Sesekali berpegangan agar tidak terpeleset atau terjatuh. Mata masih terus dimanjakan dengan pesona alam padang rumput dan hutan Kasuari.
Pos 2 dimasuki. Di sini dilaksanakan permainan memindahkan karet. Tim berpegangan tangan. Seorang anggota tim berdiri satu kaki dan memiringkan badan serta ditahan oleh teman agar tidak terjatuh. Karet gelang yang terdapat di kayu dipindahkan ke kayu lainnya dalam waktu 2 menit. Selesai memasukkan satu karet, bergantian dengan teman lainnya sampai waktu berakhir. Selanjutnya diberikan 2 pertanyaan yang harus dijawab cepat.
Kaki melangkah lagi. Pos 2 yang terletak di pinggir kali telah dilewati. Pendakian menuju pos tiga dimulai. Jalanan menanjak membutuhkan kekuatan kaki dan pengaturan napas. Sesekali masih memegang tangan untuk menolong melewati jalan yang sulit.
Panitia menyambut di pos 3. Permainan tekle menanti. Kayu yang dipakai telah patah, tetapi masih bisa digunakan. Hal ini menutut tim untuk kompak melangkah. 6 orang dipilih untuk berjalan menggunakan tekle. Terdengar teriakan “kiri, kanan” untuk menjadi penanda kaki melangkah. Jika kaki tak serentak diangkat sesuai aba-aba maka tidak bisa melangkah. Akhirnya terjatuh. Bangkit lagi. Mengatur strategi dan melangkah serentak lagi sampai waktu 7 menit selesai. Sementara 6 orang bermain tekle, 4 orang lainnya menjawab pertanyaan dengan cepat.
Pos 3 telah dilewati dengan permainannya. Pendakian masih berlanjut. Sementara di tangan salah satu anggota tim terlihat bunga putih titipan panitia pos 3 untuk diberi ke salah satu anggota panitia di pos 4. Tiba di pos 4 peserta disambut dan bersiap memulai permainan. Semua anggota tim duduk dalam satu barisan. Panitia memberikan tepung di telapak tangan yang harus diedarkan anggota tim lainnya melewati kepala dengan membelakangi. Anggota tim lainnya menerima dan mengedarkan sampai ujung. Tepung tumpah dan memenuhi kepala dan baju. Sedikit saja tepung tersisa di orang terakhir. Kerjasama dan fokus dituntut dalam permainan ini. Tim mendapat lagi 2 pertanyaan yang harus dijawab cepat.
Bunga putih titipan panitia pos 3 dihantar. Orang yang dituju ada di pos 4. Namanya disebut dan ia terlihat sumringah. Rupanya yang memegang bunga adalah seorang perempuan cantik dan titipan bunga itu untuk seorang lelaki. Maka terjadilah drama pemberian bunga yang dipenuhi tawa dan sorak sorai. Kira-kira apa yang akan terjadi ketika mereka kembali ke arena camp?
Mata memandang lagi jalanan mendaki menuju pos 5. Kaki secara otomatis melangkah berjalan. Napas tersenggal. Cerita pemberian bunga di pos 4 masih menjadi bahan candaan sepanjang jalan. Sesekali terdengar pembahasan tentang tepung yang memberi warna putih di sekujur tubuh.
Pos 5 menanti dengan permainannya. Tim menebak kata dalam gerakan. Panitia telah menyiapkan satu kalimat yang kemudian dijelaskan dalam bentuk gerak. Anggota tim yang lain meneruskan gerakan kata itu dengan menepuk pundak teman, memperagakan sebanyak 2 kali dan meneruskan lagi ke anggota tim lain. Orang terakhir kemudian memperagakan dan menebak apa kalimat yang diperagakan. Di pos inipun 2 pertanyaan diberikan untuk dijawab dengan cepat.
Pendakian terus berlanjut dan akhirnya sampai di jalan umum. Jalan ini menuju arena Camp Pemuda GMIT Klasis Kupang Barat. Tetapi masih ada satu pos yang harus dilewati. Pos enam terlihat nun jauh di sana. Panitia telah siap menyambut tiap tim.
Di pos enam tejadi permainan membawa bola dalam kain. Kain dibentang, peserta saling membelakangi dan memegang kain. Bola diletakkan di kain. Seorang pendamping menuntun tim yang membawa bola di kain dalam keadaan mata tertutup. Melangkah dengan mendengar komando. Terlihat bola mengelinding tetapi cepat dikomando untuk mengatur agar bola tidak terjatuh. Kekompakan dan mendengarkan instruksi adalah hal penting untuk menyelesaikan permainan ini. Dan sekali lagi, 2 pertanyaan diberikan untuk dijawab dengan cepat.
Akhirnya di kejauhan terlihat arena camp pemuda. Terdengar musik diputar. Sementara kegembiraan terlihat diwajah tim. Semua pos telah dilewati. Semua permainan, pertanyaan, tanda dan tantangan telah diselesaikan. Lelah perjalanan terobati dengan kegembiraan mencapai tenda tim.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb
(cerita ini sebagai bagian dari perjanan bersama tim pemuda GMIT Yegar Sahaduta Oenaek)