Oekona, gmitklasiskupangbarat.or.id. –Camp Pemuda GMIT Klasis Kupang Barat telah berakhir pada 15 Juli 2022. Bukit Fatu Bikase dan kesejukan alamnya telah ditinggalkan. Bukit kenangan itu menjadi saksi sejarah pertemuan orang muda dari 34 jemaat di Klasis Kupang Barat (Kecamatan Nekamese dan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang). Bentang alam yang memukau di Oekona, Desa Oenif akan terus mempesona dalam ingatan.
Seremonial penutupan dimulai dari tanggal 14 Juli 2022. Setelah kegiatan melintasi alam Fatu Bikase maka dilanjutkan acara malam keakraban dengan menyalakan api unggun. Hadir dalam malam keakraban ini Ketua Pengurus Pemuda Sinode GMIT Pace O. Tasuib, SE dan para pengurus pemuda sinode GMIT . Kakak Pace tidak sempat hadir di hari pembukaan karena mengikuti kegiatan yang sama pada 2 klasis di Teritori Tribuana (Alor, Pantar, Pura). Di tengah nyala api unggun yang menghangatkan suasana di Fatu Bikase, kakak Pace menyampaikan tentang tantangan perubahan dunia. Baginya pemudalah agen perubahan itu. maka pemuda perlu mempelajari hal-hal positif dan mengembangkannya. Temukan hal-hal baru dan beri nilai sesuai firman Tuhan untuk terus menjadi berkat. Di akhir ia memberi apresiasi khusus untuk kegiatan Camp Pemuda GMIT Klasis Kupang Barat yang mengangkat tema tentang pelayanan digital . Pemudalah penopang pelayanan ini. Terus perlengkapi diri untukkemajuan pelayanan gereja (GMIT).
Di dinginnya alam Fatu Bikase, nyala api unggun terus menghangatkan suasana. Doa penuh khusyuk dihaturkan pada Pemilik pelayanan agar anak-anak muda terus diberkati untuk menjadi pelaku pelayanan gereja masa kini, sambil terus membentuk dan mempersiapkan masa depan. Dalam harapan para pemuda bergandengan tangan menari bersama tarian daerah untuk terus mengikat keakraban. Wilayah pelayanan Klasis Kupang Barat yang luas akan dijelajahi dalam semangat menyatu rasa sebagai saudara dalam Tuhan.
Seremonial penutupan dilanjutkan pada lakukan pada Jumat, 15 Juli 2022. Penutupan ditandai dengan pemukulan tambur oleh Ketua Pengurus Pemuda GMIT Klasis Kupang Barat Kakak Eno Hayon. Sebelumnya akta penutupan disampaikan oleh Koordinator Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Pemuda Klasis Kupang Barat Pdt. Wempi M. Rini, S.Th. Kakak Eno terus mengharapkan agar persekutuan pemuda Klasis Kupang Barat ini terpelihara dan apa yang didapatkan selama camp ini dapat bermanfaat bagi pelayanan pemuda di tiap jemaat. Sementara Pdt. Wempi berharap kegiatan camp pemuda ini dapat menjadi agenda rutin pelayanan pemuda yang akan diusulkan dalam persidangan majelis klasis.
Bagi Ketua Panitia Camp Pemuda, kakak Yoksan Koa pertemuan dalam camp pemuda ini bukan akhir karena semua pemuda adalah bestie (sahabat) dalam pelayanan gereja. Karena itu ia berharap para pemuda terus aktif dalam memberi diri untuk pelayanan gereja. Terus jaga persektutuan. Ia memohon maaf atas segala kekurangan selama kegiatan, terutama penerangan (listrik). Tidak ada gading yang tak retak, demikian sebuah pepatah. Pada retakan gading itu terletak keindahan dan cerita. Kiranya cerita baik terbawa dari Fatu Bikase. Jika ada yang mendapat “cinta” selama kegiatan, kakak Yoksan berharap untuk tetap menjaga cinta itu sampai pelaminan dengan melandasi pada kasih agape.
Dalam seremonial penutupan ini diberikan sertifikat bagi para peserta. Dibagikan pula hadiah dari sponsor untuk 10 peserta yang menjawab pertanyaan kuis selama kegiatan. Selama kegiatan panitia melakukan penilaian terhadap tiap tim dan memberikan apresiasi khusus. Tiga tim terbaik yang terpilih yaitu terbaik pertama adalah Tim Pemuda GMIT Oemathonis Noelsinas, terbaik kedua diberikan kepada Pemuda GMIT Oemathonis Nait dan terbaik ketiga diperoleh Pemuda GMIT Jemaat Ora Et Labora Atonifui.
Ketua Tim Pemuda GMIT Oemathonis Noelsinas Kakak Hengky Lely yang ditemui usai menerima piala sebagai terbaik pertama mengucap syukur atas penghargaan ini. Mereka telah berlatih untuk mengikuti kegiatan camp. Bahkan fokus sebulan sebelum kegiatan. Ia berterima kasih atas kerjasama seluruh anggota tim. Terima kasih pula kepada Majelis jemaat dan anggota jemaat yang terus mendukung mereka, terutama kehadiran Pdt. Nurdiana Mnir-Lauwoe (KMJ GMIT Oemathonis Noelsinas) selama kegiatan. Ia berharap kegiatan ini diadakan lagi dengan menambahkan perlombaan, selain pemberian materi. Tiap kegiatan diharapkan adanya pembauran antar pemuda gereja. Tidak hanya berkumpul satu gereja saja, tetapi diatur kegiatan yang tiap kelompok terdapat anggota dari gereja yang berbeda. Khusus untuk pemuda GMIT Oemathonis Noelsinas ia menghimbau agar terus aktif dan terlibat dalam pelayanan gereja.
Peserta camp pemuda telah meninggalkan Bukit Fatu Bikase. Tenda-tenda telah dibongkar. Hiruk pikuk tiada lagi terdengar. Lalu lalang orang dan kendaraan tak lagi terlihat. Cahaya di bukit telah berganti dengan remang sinar rembulan. Sementara dingin tengah tahun tetap terasa menusuk sampai persendian. Lambaian perpisahan Pohon Kasuari dan Pohon Duri yang diterpa angin dipenuhi dengan harap dan cinta. Orang muda GMIT Klasis Kupang Barat diharapkan terus mengembangkan diri dan menunjukkan cinta kepada Tuhan dalam pelayanan gereja dan cinta kepada alam.
Bukit Fatu Bikase kembali sepi. Di balik sepi, riak-riak gelora terbawa menggema dalam tiap pribadi setiap mengingat tempat ini. Fatu Bikase (Bahasa Timor = batu kuda). Kokoh dan kerasnya batu, ketangguhan dan ketangkasan kuda kiranya menginspirasi karya orang-orang muda.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb
Luar biasa 👍🏻👍🏻
Masa dpn gereja ada di tangan pemudanya
Semangat 💪🏻💪🏻🙏🏻🙏🏻
Terima kasih bp. Tuhan berkti.f