Pada suatu hari ibu dengan tangan terbuka menyambut anak-anak yang datang. Tetapi pada saat itu juga, ibu harus melepas anak-anak yang telah tumbuh dewasa. Anak-anak datang dan pergi tetapi dada ibu lapang menampung. Ibu berbahagia ketika menyambut anak-anak belianya. Ibu berbahagia ketika melihat anak-anaknya yang telah tumbuh dewasa memegang skripsi sembari berlari penuh sukacita. Ibu berbahagia ketika anak-anak ibu berhasil “menjahit” dan mengenakan toga pendeta mereka. Ibu juga berbahagia ketika mendengarkan cerita-cerita pelayanan di rumah baru. Benar! Anak-anak boleh kepanasan bahkan kedinginan di luar, tetapi tidak di rumah ibu.
Dengan menyebutmu, ibu tentu engkau bukan saja tentang Biblika, Sistematika, Praktika, Historika atau Misiologi. Tetapi lebih dari pada itu, engkau adalah tentang cinta. Dengan segala keterasingan kami sebagai mahasiswa baru, kami memandang engkau sebagai yang penuh dengan cinta. Ketika kami menyusuri kehidupan berasrama, belajar mengenal abjad-abjad Ibrani dan Yunani, berkutat dengan tugas-tugas kuliah, kami tetap mengingat bahwa ibu dengan cintanya sedang menuntun kami menuju hati Tuhan, bagaimanapun prosesnya. Rumah ibu, rumah pembentukan.
Dikutip dengan perubahan dari Tata Ibadah Syukur Fakultas Teologi UKAW Kupang: Having Fun With Theology (Pdt. yft hb)