“KENAPA KIRIM KASIH KATONG PENDETA YANG SU MAU MATI?”

Penandatanganan berita acara serah terima.

Nait,gmitklasiskupangbarat.or.id,“Kenapa kirim kasih katong pendeta yang su mau mati?” Demikian pernyataan yang terdengar 9 tahun lalu, ketika Pdt. Aneke Bestianti Namah-Ina, S.Si (Teol) ditempatkan di Jemaat GMIT Oemathonis Nait. Hal ini diungkapkan Pdt. Aneke dalam Pengutusan dan Perhadapan Pelayan GMIT Jemaat Oemathonis Nait Selasa (23/72023). Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa 9 tahun lalu ia sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit. Ketika momen serah terima terjadi ia sementara menjalani masa pemulihan. Awalnya diragukan,ia merasakan mendapatkan kasih sayang Tuhan yang berlebihan di Nait. “Di sini kami bertambah tentang kasih dan iman yang sejati,” ujar pendeta yang pernah melayani di Jemaat Oehendak Klasis Sulamu.

Pdt. Aneke mengingat sebuah ungkapan yang tertulis di GMIT Jemaat Rehobot Bakunase yang berbunyi: Dalam kasih tidak ada yang sukar, dalam iman tidak ada yang mustahil. Tulisan ini dibuat oleh almarhum Pdt. (Emr) Anderias Ina, B.Th. Ungkapan yang terlupakan, tetapi akhirnya dirasakan oleh Pdt. Aneke di Nait. Ia merasakan kasih yang peduli, berkorban dan mengampuni.

Pdt. Aneke yang akan melajutkan ziarah pelayanan di GMIT Jemaat Lahairoi Kuanheun mengungkapkan bahwa 9 tahun di Nait bukan hanya hal baik saja yang terjadi. Ia menyadari kekurangan dan segala kesalahan. Akhirnya ia menyampaikan bahwa raga berpisah (tidak bertemu), tetapi memori mendekatkan.

Sementara itu Pdt. Erna Fanggidae-Ratu Eda, S.Th yang diutus untuk melanjutkan ziarah pelayanan di GMIT Oemathonis Nait bersyukur untuk proses mutasi dengan segala dinamikanya. Ia memohon dukungan untuk melayani dengan segala perbedaan dan talenta yang Tuhan beri. “Semua itu dilakukan untuk Yesus yang mengutus,” ujar pendeta yang sebelumnya melayani di GMIT Jemaat Bone 1.

Pdt. Doddy Octavianus, S.Th

Dalam suara gembala Ketua Majelis Klasis (KMK) Kupang Barat Pdt. Doddy Octavianus, S.Th mengingatkan bahwa jika dalam momen serah terima anggota jemaat yang menghadiri ibadah dalam keadaan tondok (menunduk) kemungkinan besar jemaat melepaskan pelayan dalam kebanggan. Karena menunduk itu menunjukkan kesedihan dan curahan air mata. Tetapi jika anggota jemaat lebih banyak mengangkat kepala, pelayan yang dilepas yang berada dalam keadaan tondok.

KMK tamatan Fakultas Teologi UKAW Kupang ini mengingatkan: Pertama, Pdt. Erna tidak datang untuk menggantikan Pdt. Aneke, tetapi melanjutkan apa yang telah dilakukan. Pekerjaan pendeta itu estafet. Kedua, jangan ada penilaian awal. Seiring waktu, semua akan berjalan baik. Ketiga, jangan curhat tentang pelayanan gereja kepada pelayan yang telah pergi. Curhat tentang keluarga karena dia telah menjadi bagian dari kebersamaan keluarga.

GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Laporan: Pdt. yft hb

Leave a Reply