Oelomin,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Majelis Klasis Kupang Barat mengadakan Persidangan Majelis Klasis XV di GMIT Siloam Oelomin, Rabu (20/9/2023). Persidangan ini merupakan persidangan terakhir pada periode pelayanan 2020-2023. Persidangan bertujuan untuk mengevaluasi program pelayanan tahun 2023. Selain persidangan majelis klasis, di tempat yang sama pada Kamis (21/92023) dilaksanakan Persidangan Klasis VI untuk mengevaluasi program periode 2020-2023 dan memilih anggota majelis Klasis Kupang Barat periode 2024-2027.
Ibadah Pembukaan PMK Kupang Barat XV
“Kita kaya secara spiritual (menerima Kristus) tetapi terjebak dalam perjalanan hidup yang tidak berbagi kasih Kristus,” ungkap Pdt. DR. Ira D. Mangililo, S.Si-Teol, MA BL, M.Th, PhD dosen Pasca Sarjana UKAW Kupang pada ibadah pembukaan persidangan. Dengan firman Tuhan berdasarkan Efesus 3:14-21, lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa kasih Kristus itu sulit diterima ketika mengisolasi diri. Hanya untuk diri sendiri. Padahal seharusnya kasih Kristus keluar dari orang-orang yang menerima Kristus dan menunjukkannya bagi orang lain melalui perbuatan. Belajar dari doa Paulus maka dapat dipahami bahwa Roh Kudus terus berdiam dalam batin. Hendaknya tiap-tiap orang berdaya untuk menunjukkan kapasitas diri dengan memahami Kristus yang berdiam dalam diri. Tiap orang sungguh-sungguh memahami kasih Kristus melalui komunitas yang kuat, bekerjasama melalui visi dan misi bersama.
Sambutan Dan Suara Gembala
Hadir dalam pembukaan persidangan Ketua Majelis Sinode GMIT, Wakil Bupati Kupang, Camat Nekamese, Kepala Desa Oelomin, Anggota DPRD kabupaten Kupang dan propinsi NTT, Kapospol Nekamese, Danramil Batakte dan undangan lainnya. Dalam sambutannya Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe, SH, M.Th mengatakan bahwa yang dilakukan dalam persidangan gereja yaitu mendengar, memberikan pendapat dan menyetujui. Ia berharap agar seluruh peserta dapat aktif terlibat dalam proses persidangan. Baginya, GMIT Klasis Kupang Barat mengalami banyak kemajuan di bawah kepemimpinan Pdt. Doddy Octavianus. Gereja di Klasis Kupang Barat mendukung program Revolusi 5P (Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Pariwisata) yang dicanangkan pemerintah Kabupaten Kupang melalui pemanfaatan kebun gereja maupun kegiatan lainnya. Gereja juga membantu untuk menolong dalam penurunan angka stunting.
Sementara itu dalam suara gembala, Pdt. DR. Mery L. Y. Kolimon Ketua Majelis Sinode GMIT menyampaikan selamat kepada Majelis Klasis Kupang Barat yang telah mencapai etape terakhir periode 2020-2023. Klasis Kupang Barat mengalami transisi setelah pemekaran dan melepaskan jemaat-jemaat yang berada di wilayah pemerintahan Kota Kupang dan membentuk Klasis Kota Kupang Barat. “Kita bersyukur bahwa selama periode 2020-2023 tidak ada drama “trek-trek” yang datang ke kantor sinode,” ujar Pdt. Mery. Baginya kepemimpinan itu adalah proses belajar yang dilandasi kerendahan hati dan hati seorang hamba.
Lebih lanjut ia menyampaikan tentang gereja yang berhadapan dengan dunia. “Kita sedang mengalami dunia yang terluka,”ujarnya. Guncangan hebat perubahan iklim makin terasa. Dampak dari perang dan berbagai fenomenan sosial ikut membentuk dunia dan gereja.
Tentang persidangan Majelis Klasis Kupang Barat XV dan Persidangan Klasis Kupang Barat VI Pdt. Mery mengharapkan agar menjadi ajang untuk mengevaluasi diri secara jujur terhadap semua yang terjadi pada periode 2020-2023. “Kita harus jujur bahwa kita tidak maksimal melaksanakan HKUP,” ujarnya. Hal ini akibat dari dampak pandemi Covid-19 dan badai Seroja. Evaluasi ini bukan evaluasi pribadi, tetapi sistem pelayanan bersama.
Baginya kunci persidangan adalah tiga hal yaitu terima kasih, maaf dan tolong. Berterima kasih atas pemberian diri untuk melayani melalui berbagai program dan kegiatan. Mengakui dalam kebesaran hati dan memohon maaf pelaksanaan kegiatan yang tidak maksimal dan saling menolong untuk bekerjasama dalam kasih persekutuan. Berilah masukan yang positif, konstruktif dan kristis bagi perkembangan pelayanan gereja.
Ia menyampaikan tentang persidangan sinode GMIT yang berlangsung di Sabu tanggal 10-20 Oktober 2023. Tiga hal penting yang perlu mendapatkan perhatian tentang persiapan yaitu pertama, tiap klasis mengutus 8 orang sebagai peserta. Hal ini untuk membantu panitia dalam hal konsumsi, persiapan penginapan dan dan berbagai kebutuhan peserta. Di samping itu pulau Sabu sementara mengalami perubahan iklim ekstrim. Kedua, panitia menyediakan stand pameran bagi tiap klasis untuk memamerkan dan menjual produk maupun mengambarkan pelayanan di tiap klasis. Ketiga, panitia tetap mengharapkan sumbangan untuk mendukung pelaksanaan sidang sinode. Sumbangan dapat berupa uang atau bahan makanan dan sebagainya. Sumbangan dapat disalurkan melalui panitia atau majelis sinode.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb