
Nisum,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Minggu (23/2/2025) berlangsung Ibadah pengutusan Pdt. Dessy Arisandy. Kay, S.Th, Perhadapan Pdt. Vonika Adriana Adoe, S.Th dan Serah Terima Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GMIT Haumeni Nisum. Ibadah dipimpin oleh Pdt. Yandry Senabu, S.Th Pelayan GMIT Jemaat Amanau Tablolong. Firman Tuhan dibacakan dari Matius 10:5-15. Tema khotbah: Diutus Untuk Memberitakan Injil Kerajaan Sorga. Berikut ini dituliskan ringkasan khotbahnya.
Hal kerajaan sorga di sini bukan soal kekuasaan, tetapi adalah cara hidup baru yang menjunjung tinggi kebenaran dalam ketaatan dan kasih kepada kehendak Allah. Demikianlah maksud untuk memberitakan tentang Kerajaan Allah.
Sebelum Yesus menjalani penderitaan dan kematian, Ia memandang penting untuk mempersiapkan para murid yang dipanggil untuk memberitakan misi kerajaan sorga di tengah dunia. Bacaan ini mencatat hal-hal yang dilakukan Yesus dalam mempersiapkan para murid yang dipanggil dan diutus serta diberikan kuasa, diberikan otoritas. Yesus mengutus agar memberitakan yang mereka dengar secara langsung dan mempraktekkan dalam tindakan kasih dan pertolongan.
Untuk tugas pengutusan itu Yesus memulai dengan pesan yaitu pertama, batasan wilayah pelayanan khusus kepada orang yang hilang dari umat-Nya (Yahudi), bukan kepada orang Samaria dan bangsa lain. Mengapa ada batasan? Maksudnya supaya fokus terhadap apa yang harus dilakukan. Waktu itu mereka berada di tahap awal pengutusan. Dalam pelayanan bersama Yesus mereka fokus di Galilea bukan Samaria atau bangsa lain. Pada tahap awal mereka diutus untuk melakukan apa yang selama ini sudah sering mereka perhatikan dan saksikan dari pelayanan Yesus. Kalau mereka diutus kepada bangsa-bangsa lain maka akan mengalami banyak kendala. Intinya melayani itu fokus supaya membangun spirit melayani agar tidak menonjolkan diri. Selain itu fokus bukan hanya kepada yang dikenal atau telah mengenal Allah, tetapi kepada domba-domba yang hilang juga. Domba hilang itu adalah yang menjauh dari firman Allah. Pemberitaan Injil hendaknya dimulai dari lingkungan terdekat kita supaya orang dekat dapat menjadi tim bersama untuk memberi semangat. Pesan pada ayat 7 dan 8, Yesus memberi isi dari kegiatan penginjilan yaitu memberitakan kerajaan sorga sudah dekat dan menyatakaan perbuatan kasih yang langsung dirasakan. Isinya tentang akta perkataan dan kasih sebagai aksi. Akta dan aksi adalah paket yang tidak bisa dipisahkan supaya tidak disebut munafik.
Kedua, menjadi pemimpin yang melayani butuh mengkombinasi antara strategi dan karakter. Untuk dikombinasikan maka Yesus telah memberikan kuasa. Dalam melaksanakan harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ketiga, pergi ke tempat baru tetapi tidak membawa apa-apa. Maksudnya adalah tidak kuatir. Tuhan telah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan ke tempat diutus. Utusan berani berserah sepenuhnya pada pemeliharaan Tuhan. Namun, seorang pekerja patut mendapat upahnya. Untuk mendapat upah maka bawa diri apa adanya dan otoritas yang Tuhan beri. Ungkapan mendapat upah tidak sama dengan melayani untuk upah dan atau melayani karena upah. Seorang yang melayani karena upah akan terjebak dan berusaha merekayasa dan memanipulasi pelayanan. Maksud lain tidak membawa apa-apa supaya tidak rakus dan serakah karena kerajaan sorga tentang ketaatan dan penyerahan diri, bukan kekuasaan dan ambisi. Tuhan akan menggerakkan orang lain untuk melayani orang-orang yang diutus.
Keempat, siap menghadapi tantangan dan resiko pelayanan. Berikanlah salam dan hormat. Salam dipahami sebagai cara memberi berkat kepada penerima salam. Untuk tugas pengutusan ada yang menerima dengan sukacita, ada pula yang menolak. Siapkan diri menghadapi resiko penolakan. Bila ditolak jangan paksakan diri. Pergi dan kebaskan debu dari kaki. Mengebaskan debu menjadi tanda peringatan bahwa iklas, tidak benci dan dendam karena penolakan. Seorang abdi Allah tidak membenci sewaktu ditolak, tetapi tugasnya mendoakan.
Implikasi dari bacaan Matius 10:5-15 berkenaan dengan peristiwa pengutusan, perhadapan dan serah terima: Pertama, kalau memang cinta jangan ada dusta di antara kita. Kedua, membutuhkan hati hamba, bukan hati boss. Hati boss sifatnya memerintah, hati hamba mengajak dan menyatukan. Ketiga, di manapun diutus ,Tuhan mau memakai tepat di manapun berada. Tuhan tidak salah menempatkan, asal tidak melakukan kesalahan di tempat di mana di utus. Keempat, pendeta yang takut Tuhan, sebesar apapun penolakan terhadap dia, tapi dia juga akan didengar dan dihargai oleh umat yang juga takut Tuhan. Kelima, terimalah dan perlakukan abdi Allah yang melayani dan memberitakan Injil dengan penerimaan yang tulus. Ada maksud Allah yang mulia yang Allah mau nyatakan melalui abdi-Nya bagi jemaat. Keenam, apapun tantangannya jangan mundur, apalagi gantung diri.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb