Daftar Bacaan Minggu GMIT Tahun 2022 Semester I (Januari-Juni)

Daftar Bacaan Minggu GMIT Tahun 2022
Semester I (Januari-Juni)

Bulan Januari
MENGAMBIL LANGKAH IMAN UNTUK BANGKIT DARI DAMPAK BENCANA

Ibadah Tema Dan Pokok-Pokok Khotbah
Tanggal : 1 Januari

Teguhkan Hati, Tuhan Bersamamu

 Israel tiba di pintu perbatasan tanah Kanaan. Pada saat itu, Musa telah tiada. Tuhan menunjuk Yosua meneruskan kepemimpinan. Tuhan meyakinkan Yosua dan bangsa Israel bahwa sebentar lagi setiap tempat yang ditapaki Yosua menjadi milik mereka. Namun ada syarat mereka harus bertindak hati-hati dan teguh berpegang pada hukum-hukum Tuhan.
 Tahun baru adalah kesempatan baru yang Tuhan sediakan untuk melanjukan kehidupan. Setiap orang diminta untuk meneguhkan keyakinannya melangkah di jalan Tuhan. Awali hidup dengan komitmen iman yang kuat bahwa Tuhan akan bersamamu di tahun yang baru. Wujudkan keyakinan itu dalam tindakan nyata yakni bertindaklah hati-hati dan jangan menyimpang ke kiri atau ke kanan. Tuhan
menyertaimu kemanapun engkau pergi!

Masa Raya : Tahun Baru
Nas Bacaan
1. Mazmur : 147
2. Khotbah : Yosua 1:1-9

Stola : Putih, palungan (kuning) dan pelangi (merah, kuning, hijau)

Tanggal : 2 Januari

Dipimpin Oleh Terang Kristus

 Yesus adalah Terang Dunia. Ia memperhadapkan orang Farisi pada kenyataan bahwa Hukum Taurat mengancam pembebasan manusia dari dosa. Ketaatan kepada Hukum Taurat jangan menjadi penghalang bagi si pendosa untuk melihat Terang Dunia. Hukum Taurat tidak lebih tinggi dari Terang Dunia. Hukum Taurat mengabdi kepada Terang Dunia. Kesaksian Yesus tentang diri-Nya digugat kebenarannya oleh kaum Farisi tetapi Yesus mencela mereka sebagai orang yang tidak paham Hukum Taurat. Kaum Farisi meragukan pernyataan Yesus karena dianggap kekurangan saksi sedangkan Yesus menyatakan bahwa BapaKulah saksiNya.
 Di dalam Kristus, kita memperoleh pembebasan dari dosa. Pembebasan itu bukan kesempatan untuk berbuat dosa lagi melainkan kesempatan menjadi saksi bagi dunia atas pembebasan yang sudah diterima dari Krsitus. Terang Kristus menerangi kegelapan dunia. Terang itu menerangi masa depan manusia. Setiap orang yang menerima terang Kristus adalah juga pembawa terang bagi dunia.

Masa Raya : Minggu Ke II Sesudah Natal
Nas Bacaan
1. Mazmur : 27:1-6
2. Khotbah : Yohanes 8:12-20

Stola : Putih, Palungan (kuning) dan pelangi (merah, kuning, hijau)

Tanggal : 6 Januari

Masa Raya : Epifania
Nas Bacaan
3. Mazmur :
4. Khotbah :

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran (kuning)

Tanggal : 9 Januari

Baptisan Sebagai Tanda Solidaritas

 Yesus dibaptis oleh Yohanes. Pembaptisan Yohanes adalah tanda pertobatan dari dosa.Baptisan Yesus, bukanlah baptisan untuk pengampunan dosa tetapi sebagai cara-Nya untuk mengidentikkan diri-Nya dengan orang-orang yang akan ditebus dan diselamatkan-Nya.
Itu sebabnya setelah di baptis, Allah menginformasi bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang dikasihi.
 Menghayati pembaptisan Yesus sebagai tanda solidaritas Yesus kepada manusia yang dikasihi Allah.

Masa Raya : Minggu Ke- I Sesudah Epifania /Minggu Baptisan Yesus
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 29
2. Khotbah : Lukas 3:15-17,21-22

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran(kuning)

Tanggal : 16 Januari

Menang Terhadap Cobaan

 Dalam Alkitab, tokoh utama sang penggoda adalah Iblis. (disebut juga beelzebul) Dalam Septuaginta (terjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yuniani) Iblis (diabolos artinya penuduh) adalah musuh Tuhan. Yesus, sang Roh yang menjadi manusia juga mengalami godaan. Kitab-kitab Injil bercerita tentang bagaimana Yesus melawan godaan iblis (Luk. 4) dan mengusir roh-roh jahat yang membuat orang menderita. Beberapa orang menuduh Yesus bekerja untuk Beelzebul, (Mark.3:22-26) Namun Yesus menegaskan bahwa kuasaNya untuk mengalahkan iblis berasal dari Allah dan bahwa kemenanganNya atas Iblis adalah contoh tentang kerajaan Allah yang sedang bekerja (Luk 11:18-20).
 Cara mengatasi godaan adalah jangan menjadikan apa yang tidak utama menjadi utama dalam hidup. Yesus tidak menyangkali segala yang ditawarkan oleh Iblis. Semua baik untuk hidup. Makanan, kekayaan dan kekuasaan baik untuk menopang manusia dan menjadikan hidup bermakna tetapi semua ini tidak
yang terutama. Pemanfaataannya secara berlebihan mendatangkan celaka bagi manusia.
 Tentu saja manusia sering kehilangan kendali untuk melawan keserakahan yang ditawarkan Iblis.Pada titik ini manusia perlu terbuka atas peran dan kuasa Roh Kudus untuk mematahkan segala godaan yang sering ditawarkan persis di waktu saat kita amat membutuhkannya.

Masa Raya : Minggu Ke- II Sesudah Epifania
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 91: 1-13
2. Khotbah : Lukas 4:1-13

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran(kuning)

Tanggal : 23 Januari

Mewartakan Tahun Rahmat Tuhan

 Ketika bangsa Israel ada di pembuangan, berita tentang pembebasan diberitakan kepada mereka.
 Dalam masa-masa yang sulit, setiap kita dipanggil untuk turut serta mewartakan Tahun Rahmat Tuhan melalui kabar bik dan kabar pembebasan. Firman Tuhan menjadi sumber sekaligus kompas dalam mewartakan kabar baik itu.

Masa Raya :Minggu Ke- III Sesudah
Epifania
Nas Bacaan
3. Mazmur : Mazmur 29
4. Khotbah : Yesaya 61

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran(kuning)

Tanggal : 30 Januari

Meneladani Yesus dalam Ajaran dan Tindakan

 Orang-orang selalu mencari Yesus. Di mana saja Yesus berada, pasti mereka akan berkumpul untuk dua alasan, yakni mendengarkan pengajaran-Nya dan mengalami kesembuhan.
 Yesus dalam pelayanan menunjukkan kasih kepada manusia dalam dua bentuk. Pertama: Ia mengajarkan tentang Allah, siapa diri-Nya dan tujuan kedatangan-Nya sehingga dunia menjadi mengerti tentang Allah dan diri-Nya. Kedua, Yesus memulihkan manusia yang berada dalam penderitaan karena
berbagai sebab.
 Gereja dalam pelayanannya senantiasa meneladani Yesus. Gereja menjadi tempat yang dirindukan karena pengajaran-pengajaran yang menyegarkan jiwa dan tindakan untuk membebaskan dan memulihkan.

Masa Raya :Minggu Ke- IV Sesudah
Epifania
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 1:1-6
2. Khotbah : Lukas 6:17-19

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran(kuning)

Bulan Februari
MENATA PELAYANAN UNTUK BANGKIT DARI DAMPAK BENCANA

Tanggal : 6 Februari

Panggilan untuk Pemulihan

 Allah memanggil Yesaya untuk memulihkan bangsa yang sedang hidup dalam penderitaan. Yesaya ingin terlibat dalam panggilan pelayanan namun dirinya menyadari memiliki kelemahan yakni najis bibir karena berada di tengah-tengah bangsa yang hidup dalam kondisi najis bibir. Kerinduan dan kejujuran
Yesaya membuat Allah memulihkan dirinya. Kesalahan dan dosanya diampuni sehingga dengan percaya diri, ia bersedia untuk menerima panggilan pengutusan.
 Allah memanggil gereja untuk terlibat dalam pemulihan dunia yang berada dalam penderitaan. Gereja secara sadar mengakui bahwa sebagai hamba Allah dirinya terpengaruh dengan sikap dunia dan jatuh dalam dosa karena berhadapan dengan tantangan pelayanan dari dunia. Sikap gereja inilah yang
membuat Allah memperbarui gereja. Dengan ini gereja menjadi percaya diri dengan pengutusannya sampai waktu pemulihan itu terjadi sebagaimana teladan kesiapan Yesaya untuk diutus.
 Setiap orang percaya dipanggil untuk memulihkan dunia yang menderita karena bencana alam dan pandemi. Kesadaran sebagai hamba yang diutus, berangkat dari kesediaan untuk dibarui dari kesalahan dan dosa. Pembaharuan ini melahirkan kemampuan dalam menyampaikan firman Tuhan dan dan melayani agar dunia keluar dari penderitaan.

Masa Raya :Minggu Ke- V Sesudah
Epifania
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur
138
2. Khotbah : Yesaya 6:1-13

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran(kuning)

Tanggal : 13 Februari

Karunia Roh untuk Melayani Sebagai Persekutuan

 Kata yunani Kharisma biasanya diterjemahkan sebagai “karunia-karunia Roh”. Kata ini menekankan kebaikan dan kemurahan Allah dalam memberikan kemampuan dan tanggungjawab khusus kepada para pengikut Kristus. Karunia-karunia itu dimaksudkan untuk membantu pelayanan mereka dalam
menggapai /menjangkau orang-orang yang hendak menjadi anggota umat Allah. Karunia-karunia itu juga dimaksudkan untuk menguatkan tubuh Kristus (jemaat) lewat kehidupan yang penuh sukacita, damai, sejahtera dan pelayanan serta peribadatan yang benar.
 Kepada yang seorang, Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain, roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Jika hidup dipimpin oleh Roh maka karunia yang berbeda menjadi sumber kekuatan untuk memperkuat tubuh Kristus dalam bersaksi dan melayani bagi dunia untuk kemuliaan Kristus
 Setiap orang secara unik dilengkapi dengan karunia (kharisma). Karunia itu adalah potensi yang harus disalurkan dalam karya. Gereja memiliki tanggungjawab untuk menata sedemikian rupa agar potensi itu menjadi berkat.
 Terlalu sering terjadi bahwa beragam karunia yang menyebar di dalam jemaat bukan menjadi kekuatan untuk bersaksi dan melayani tetapi menjadi sumber konflik yang memecah-belah persekutuan jemaat. Kekayaan karunia dalam jemaat penting untuk menopang tubuh Kristus tetapi perlu dikelola sehingga kekayaan itu menjadi berkat.

Masa Raya :Minggu Ke- VI Sesudah
Epifania
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 133
2. Khotbah : 1 Korintus 12:1-11

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran(kuning)

Tanggal : 20 Februari

Kasih Bapa Tiada Batas

 Dalam pembacaan ini ada tiga tokoh penting yakni sang Bapa, anak sulung dan anak bungsu. Sang Bapa begitu mengasihi anak-anak dan berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka. Ketika si bungsu meminta bagiannya, Sang Bapa memberikannya. Tetapi si bungsu salah mempergunakan
berkat yang ia terima. Dalam penyesalan, ia kembali meminta pengampunan. Bapanya menerima dengan tangan terbuka. Sikap Bapa yang penuh kasih ini tidak disukai oleh anak sulung. Jawaban sang Bapa membuka hati si sulung dan membuat si bungsu merasa tetap dicintai.
 Anak bungsu adalah anak yang hilang. Anak sulung juga adalah anak yang hilang. Anak bungsu hilang karena ingin mengejar keinginannya, memuaskan dirinya sendiri dengan kesenangan dan mengabaikan kebersamaan orang-orang serumah. Anak sulung hilang karena merasa diri lebih baik,
lebih berjasa daripada saudaranya. Ia tidak bisa menerima perlakuan kasih dari Bapa terhadap saudaranya, sehingga ia pergi dan tidak ikut merayakan sukacita bersama.
 Kita belajar dari kisah ini tentang sang Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya tanpa batas. Seringkali kita berlaku jahat dan mengabaikan kasih sayang yang kita dapatkan. Tetapi sang Bapa, tak pernah menolak apalagi membenci jika kita kembali dari kejahatan dan kesalahan yang kita lakukan. Model
kasih tanpa batas yang ditunjukan Bapa inilah yang harus kita saksikan dalam hidup dan pelayanan kita. Termasuk ketika kita sedang bergumul dengan tanggungjawab untuk memulihkan sesama dan alam yang terdampak bencana.

Masa Raya :Minggu Ke- VII Sesudah
Epifania
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 103:1-13
2. Khotbah : Lukas 15:11-32

 Stola : Hijau Bintang bersegi lima (putih) di dalam lingkaran(kuning)

Masa Raya Sengsara, Jumat Agung dan Paskah
“Menderita Dan Bangkit Dari Dampak Bencana”

Tanggal : 27 Februari

Melakukan Hal Kecil dengan Cinta Yang Besar

 Para murid yang belum memahami hakekat dari penderitaan Kristus, bahwa jalan penderitaan adalah kehendak Allah Bapa bagi keselamatan dunia (lihat Doa Yesus di taman Getsemani). Dalam hal ini pendritaan sang Guru adalah bukti ketaatan-Nya kepada dikehendaki BapaNya.
 Ketika murid-murid membayangkan suatu kedudukan yang besar, Tuhan Yesus menghadirkan seorang anak kecil bersama-Nya untuk menegaskan kepada para murid tentang keutamaaan pelayanan kepada orang-orang kecil. Yesus mau menunjukan bahwa kuasa bukan untuk kuasa itu sendiri, tetapi untuk melayani kaum kecil. Melakukan hal-hal yang kecil, tetapi dengan cinta yang besar.

Masa Raya :Minggu Sengsara I
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 35:1-6
2. Khotbah : Lukas 9:43b-48
Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal : 6 Maret

Setia Melayani di Tengah Kesukaran

 Di kalangan jemaat Korintus ada banyak orang yang mendukung pelayanan Paulus, tetapi ada juga yang menantang kewibawaannya sebagai seorang rasul. Itulah sebanya Paulus perlu menjelaskan tentang karakteristik pelayanan kerasulannya.
 Paulus tidak melayani seorang diri, melainkan melayani dalam tim “teman-teman sekerja” untuk menghadirkan solidaritas Allah di tengah situasi kehidupan nyata.
 Berbagai bencana dengan dampak yang luas menuntut pelayanan holistik dengan melibatkan semua sumber daya terbaik. Kasih yang tulus memungkinkan kita menanggung segala resiko pelayanan sambil berpegang teguh pada pengharapan iman bahwa kita sedang melayani bersama sebagai temanteman sekerja, melayani bersama Allah.

Masa Raya :Minggu Sengsara II
Nas Bacaan
3. Mazmur : Mazmur 91:3-13
4. Khotbah : 2 Korintus 6:1-10

Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal :13 Maret

Berani Bersuara demi Menegakan Kebenaran

 Yudea merupakan daerah pemerintahan Herodes. Yesus melayani, mengajar dan menyembuhkan juga di wilayah itu. Hal itu sangat mengganggu kenyamanan Herodes. Herodes merasa kehilangan muka dihadapan rakyat karena pelayanan Yesus. Ketika orang-orang Farisi menyampaikan ancaman Herodes, Yesus tidak gentar. Karya penyelamatan tidak boleh tidak terlaksana karena ancaman. Karya kedamaian dan keadilan yang Yesus lakukan, terus harus berlanjut.
 Gereja dan orang percaya mesti berani, ada saat gereja berani bersuara kepada pihak manapun. Orang beriman dan gereja sebagai persekutuan tidak boleh kalah dan diam terhadap kesewenangan yang terjadi.

Masa Raya :Minggu Sengsara III
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 27:1-6
2. Khotbah : Lukas 13:31-35

Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal : 20 Maret

Kesulitan akan Berlalu

 Teks kita berisi ajakan kepada kaum buangan di Babel untuk menikmati hikmat Tuhan dan janjinya kehidupan baru. Tuhan menyediakan masa depan yang indah bagi orang-orang yang percaya kepadaNya dan melakukan keadilan bagi orang miskin.
 Rencana Tuhan untuk masa depan kaum buangan bersifat terbuka terhadap keterlibatan semua orang dari segala bangsa. Nabi Yesaya menggunakan fenomena alam seperti hujan dan salju untuk menegaskan bahwa janji Tuhan niscaya akan terwujud. Tuhan tidak akan menark kembali janjiNya.
 Kita dikuatkan oleh janji Tuhan agar optimis dan proaktif ketika menghadapi situasi yang sulit. Bencana bisa dihadapi dengan kesiapsiagaan yang baik dan dengan optimisme masa depan bahwa Tuhan menghendaki kita bekerja dalam jaringan untuk keadilan, sejahtera dan sukacita bersama.

Masa Raya :Minggu Sengsara IV
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 63:2-9
2. Khotbah : Yesaya 55:1-13

Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal : 27 Maret

Yesus Pemimpin Berkharisma: Membawa Damai dengan Cara yang Damai

 Yesus menuju ke Yerusalem. Di sana orang-orang sementara menanti mengharapkan Yesus jadi raja dan Yesus tahu itu. Yesus memilih memakai keledai. Jika Yesus memakai simbol politik seperti kuda, maka itu akan menjadi kekacauan karena di sana juga telah menunggu para pemimpin politik. Yesus tidak menyenangkan kelompoknya tetapi Yesus juga tidak mau jika terjadi kekacauan. Yesus tidak mau mereka menjadikannya raja seperti yang selama ini mereka harapkan. Sekaligus Yesus berpesan bahwa Ia datang bahwa damai. Yesus datang bukan untuk melawan kaum elit, Yesus tidak menciptakan benturan antara pemimpin dengan diri-Nya.
 Di hari- hari menjelang kematian-Nya, Yesus tetap menyatakan pesan damai. Misi Yesus adalah misi perdamaian, Ia nyatakan dalam pendekatan pelayananNya yang berbeda. Yesus membawa damai dengan cara yang damai.
 Pendekatan pelayanan yang berbeda dari Yesus harus menjadi pendekatan pelayanan kita. pendekatan pelayanan kita harus menjembatani, tidak terjebak pada kelompok-kelompok yang berbeda.

Masa Raya :Minggu Sengsara V
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 63:2-9
2. Khotbah : Lukas 19:28-44

Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal : 3 April

Penderitaan Berlapis

 Tuhan Yesus mengalami penderitaan berlapis. Petrus menyangkaliNya. Orang banyak menahan, mengolok dan memukuliNya. Para pemimpin agama menyudutkanNya. Pemimpin rakyat mengabaikan hakNya atas keadilan. Perikop bacaan kita juga menyinggung identitas Yesus sebagai seorang Galilea, dan hal itu terkait dengan kerumitan proses pengadilan bagiNya. Dari Pilatus ke Herodes dan kembali lagi kepada Pilatus. Tuhan Yesus seorang diri mengalami dan menjalani penderitaan berlapis tersebut.
 Tuhan Yesus mengalami penderitaan khas sebagai seorang Galilea. Hak rakyat kecil dan miskin sering disepelekan oleh para pemimpin dan pemerintah. Tuhan Yesus sendiri mengalami hal itu sebagai bentuk kehadiran Allah di tengah kemelut dan ketimpangan hidup bermasyarakat.
 Bencana berdampak kepada seluruh bidang kehidupan. Tuhan Yesus memberi keteladanan bahwa kita tidak melihat penderitaan kaum kecil sebagai tontonan, melainkan mengambil bagian, menemani dan terlibat bersama mereka. Ikut merasakan dan menanggung beban hidup yang sesungguhnya.

Masa Raya :Minggu Sengsara VI
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 126
2. Khotbah : Lukas 22:63-23:7

Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal : 10 April

Penderitaan Yesus Memutus Rantai Kekerasan

 Tuhan Yesus menanggung beban sengsara yang sangat berat hingga kehabisan tenaga dan tak mampu memikul kayu salib. Perempuan-perempuan yang mengikuti-Nya menangis. Mereka iba dan sedih, tetapi Yesus menyadarkan mereka tentang kejahatan manusia yang menyebabkan penderitaan terjadi.
Perlakuan jahat itulah yang harus ditangisi.
 Yesus mau melakukan-Nya supaya kita yang jahat dan bersalah menyadari akan kesalahan dan kejahatan yang pada gilirannya menyebabkan penderitaan.
 Menghayati karya Yesus membuat gereja terpanggil untuk memutus mata rantai kekerasan sehingga pengorbanan Yesus tidak menjadi sia-sia.

Masa Raya :Minggu Sengsara VII
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 31: 10-17
2. Khotbah : Lukas 23:26-43

Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal : 10-16 April

Penetapan Perjamuan Malam

 Menjelang sengsara Yesus, Ia merayakan perjamuan malam bersama murid-murid-Nya. Dalam perjamuan itu, Yesus memperingatkan tentang apa yang akan dilakukan bagi umat manusia yaitu mencurahkan darah-Nya di kayu salib dan dengan demikian melunasi hutang hukuman dosa manusia. Perintah diperjamuan terakhir ini menjadi dasar bagi gereja untuk melayankan Perjamuan Kudus.
 Gereja merayakan Perjamuan Kudus sebagai syukur atas pengorbanan Yesus bagi manusia.

Masa Raya :Persiapan Perjamuan Kudus Triwulan I
Nas Bacaan
Khotbah : Lukas 22: 14-23

Stola : Ungu, Ikan (Kuning)

Tanggal : 10-16 April Masa Raya :Perjamuan Kudus Triwulan I
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 150
2. Khotbah : 1 Petrus 1:13-21

 Stola : Hitam Salib (putih) dan Mahkota Duri (Kuning)

Tanggal : 15 April

Kematian Yesus Membaharui Kita

 Yesus adalah Imam Besar yang sempurna sekaligus sebagai korban persembahan yang sempurna, yang menyelamatkan dunia dari kematian karena dosa. Ia memberi diri sebagai korban yang sempurna untuk menghapus segala dosa kita. Ia mati supaya kita hidup.
 Penderitaan dan kematian Tuhan Yesus adalah tanda pendamaian antara Allah dan manusia. Dengan pendamaian itu kita dibaharui dan hidup kudus menurut kehendak Allah.
 Menyelami karya pengorbanan Yesus yang menyelamatkan kita, maka kita terpanggil untuk hidup menurut kehendak Allah. Teguh pada keyakinan, saling memperhatikan dan mendorong dalam pekerjaan baik, aktif beribadah dan saling menasehati.

Masa Raya :Jumat Agung
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 22
2. Khotbah : Ibrani 10:19-25

 Stola : Hitam Salib (putih) dan Mahkota Duri (Kuning)

Tanggal : 17 April Bacaan dan renungan disesuikan dengan tema Paskah PGI

Masa Raya :Paskah
Nas Bacaan
1. Mazmur :
2. Khotbah :
Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 18 April

Kebangkitan Yesus adalah Jaminan Kebangkitan Kita

 Paulus berhadapan dengan orang-orang yang tidak percaya tentang kebangkitan, maka ia meyakinkan bahwa kebangkitan Yesus adalah peristiwa yang nyata, yang sungguh-sungguh terjadi. Disamping itu ia meyakinkan mereka tentang dampak dari peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus bagi orang percaya kepadaNya. Kebangkitan Kristus adalah yang sulung yang akan diikuti oleh fakta kebangkitan orang-orang percaya dari kematian. Itu sebabnya kita dibaptis dalam Nama Yesus, supaya kita mewarisi kehidupan Yesus dan memperoleh manfaat dari teladan-Nya.
 Kebangkitan Tuhan Yesus memberi perspektif yang khas tentang tanggungjawab hidup sebagai orang percaya. Kematian bukanlah akhir dari cerita hidup manusia. Setelah kematian ada kehidupan dan karena itu orang percaya hidup dalam pengharapan. Sehingga tidak muda putus asa terhadap berbagai tantangan dan persoalan.
 Menghadapi berbagai dampak dari bencana, orang percaya mengandalkan pengharapan iman bahwa Tuhan selalu mengaruniakan kemampuan untuk bangkit dari berbagai keterpurukan dan menjaminkan kemenangan.

Masa Raya :Syukur Paskah
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 116:1-14
2. Khotbah : I Korintus 15:12-34

Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 24 April

Penampakan Yesus Sebagai Momen Pemberdayaan

 Yohanes menceritakan bahwa setelah kematian Yesus, murid-murid tercerai berai, hidup dalam kecemasan dan ketakutan. Malam itu mereka berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci. Yesus menunjukan diri kepada para murid, menyampaikan salam damai sejahtera dan menghembuskan Roh Kudus, serta mengutus murid-murid untuk karya pengampunan.
 Perjumpaan Yesus dan para murid berdampak sebagai cara Yesus memberdayakan para murid. Dengan perjumpaan itu murid-murid menjadi yakin tentang fakta kebangkitan. Dan dengan hembusan Roh Kudus ke atas para murid, mereka diberdayakan atau dimampukan untuk melaksanakan misi Kristus
yang mengampuni dosa dan menyelamatkan.
 Di tengah kompleksitas dampak bencana, Tuhan Yesus yang bangkit menyapa kita dengan salam damai sejahtera, menghembuskan Roh-Nya yang memberdayakan kita bersaksi demi memperbaiki kehancuran akibat bencana.

Masa Raya :Minggu Ke-II Sesudah paskah
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 95
2. Khotbah : Yohanes 20:19-23

Stola : Putih Bunga Lily (putih)

Bulan Mei, Bulan Budaya
MERAYAKAN KARYA ROH KUDUS DALAM BUDAYA UNTUK BANGKIT DARI DAMPAK BENCANA

Tanggal : 1 Mei

Perjumpaan dengan Yesus Membarui Budaya dan Misi

 Dalam kehidupan bermasyarakat, ada budaya yang membangun kemanusiaan dan kehidupan. Seperti budaya gotong royong, tenggang rasa. Namun ada budaya yang merampas hak hidup orang lain, budaya yang mendiskriminasi perempuan, budaya kekerasan.
 Saulus tumbuh dengan memelihara tradisi Yahudi, sebagai seorang Farisi dengan mazhab yang paling keras (bdk. Kis. 26:5). Budaya kekerasan dan penganiayaan menjadi bagian dari kehidupan beragama Saulus. Namun perjumpaan dengan Yesus mengubah kehidupan Saulus dari pelaku kekerasan menjadi
pewarta dan pelaku kebaikan. Ia mengalami transformasi budaya, maupun misi.Sebagai pengikut Kristus, perjumpaan dengan Yesus membuat kita mengalami transformasi. Mengalami transformasi budaya berarti semakin mencintai kearifan lokal, melestarikan nilai-nilai budaya lokal yang
membangun kemanusiaan dan kehidupan. Mengalami transformasi misi berarti berperan aktif bersamasama jemaat, pemerintah maupun entitas lainnya untuk melayani setiap komunitas, khususnya mereka yang menjadi korban bencana, yang termarginalkan, yang teraniaya.

Masa Raya :Minggu Ke- III Sesudah Paskah
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 30
2. Khotbah : Kisah Para Rasul 9:1-20

Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 8 Mei

Ratapan Sebagai Media Pemulihan

 Kita sudah cukup mengenal budaya meratap yang hidup dalam masyarakat. Biasanya orang meratap saat terjadi kematian, kesusahan seperti gagal panen, atau saat menghadapi musibah. Dengan meratap, orang mengungkapakan kesedihannya sekaligus harapan-harapannya.
 Kitab Habakuk berbicara tentang zaman yang penuh dengan kekerasan ketidakadilan dan ketiadaan hukum di kalangan umat Allah. Melalui ratapan nabi habakuk mengungkapkan imannya kepada Allah, kendati ia dan umat sedang menghadapi masa sulit. Teks ini berisi ratapan kepada Allah. Melalui ratapan itu, nabi memohon belas kasihan kepada Allah sekaligus mengungkapkan keyakinannya bahwa hanya oleh pertolongan Tuhan, umat Israel akan berpulih.
Karena itu ia akan bersukacita.
 Ratapan bukan tanda kelemahan iman apalagi ketiadaan. Seperti nabi Habakuk, budaya meratap bisa menjadi media pemulihan. Terutama ketika kita menyadari akan kasih Allah bagi kita dan kita percaya pada pertolongan Tuhan.

Masa Raya :Minggu Ke- IV Sesudah Paskah
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 56
2. Khotbah : Habakuk 3:1-2; 16-19

Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 15 Mei

Menjadi Gereja yang Ramah Kepada Semua (Hospitalitas)

 Keramahtamahan menjadi salah satu nilai budaya yang sangat akrab dengan kita. Hal itu Nampak dalam interaksi sosial sehari-hari yang ditandai dengan sikap terbuka dan menerima kehadiran orang lain. Budaya keramahtamahan menjadi pra syarat terbentuknya masyarakat beradab, dimana ada kepedulian dan kerjasama, saling menerima.
 Abraham menjamu 3 orang asing yang berkunjung ke kemahnya. Walapun ia belum mengenal ketiga tamunya, itu tidak menjadi alasan untuk memberikan sambutan dan jamuan terbaik. Ternyata orang yang datang itu adalah malaikat yang memberitakan tentang janji keturunan. Sikap terbuka, ramah terhadap orang asing mendatangkan berkat.
 Keramahtamahan sebagai sebuah nilai budaya, adalah suatu sikap yang perlu ditunjukan pada semua orang, tanpa pandang muka.

Masa Raya :Minggu Ke- V Sesudah Paskah
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 148
2. Khotbah : kejadian 18:1-10

Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 22 Mei

Meneladani Kristus dengan Membudayakan Nilai-nilai Kekristenan

 Yohanes 14 menceritakan tentang bagaimana Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya sebelum Ia pergi. Pertama, Yesus mengajarkan mereka untuk saling mengasihi dan tetap bertekun di dalam firman Tuhan. Kedua, Yesus menyampaikan tentang Roh Kudus sebagai Penghibur dan Penolong yang akan datang
setelah Ia pergi. Roh Kudus akan mengajar dan memampukan para murid untuk mengerti dan memelihara kebenaran firman Tuhan. Ketiga, Yesus meninggalkan damai sejahtera. Yesus tahu bahwa ketika Ia pergi, para murid akan merasa kehilangan. Mereka akan takut dan gelisah. Karena itu Yesus memberi damai sejahtera agar para murid tetap percaya dan tenang.
 Keteladanan Yesus dalam mempersiapkan para murid adalah nilai-nilai Kekristenan yang harus dibudayakan dalam keseharian. Caranya adalah dengan menyatakan kasih, empati, solidaritas kepada sesama, bertekun dalam Tuhan dan bersaksi melalui pengajaran.

Masa Raya :Minggu Ke- VI Sesudah Paskah
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 67
2. Khotbah : Yohanes 14:23-31

Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 26 Mei

Mewarisi Pelayanan untuk Mewartakan Kabar Baik

 Injil Lukas menceritakan peristiwa kenaikan Yesus ke Sorga dengan cara yang khas. Pertama, ia menekankan semua yang dialami oleh Yesus merupakan penggenapan kitab Taurat Musa, kitab nabinabi dan kitab Mazmur. Kedua, Injil Lukas menegaskan bahwa penderitaan, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Sorga adalah bukti bahwa Yesus adalah Mesias. Ketiga, menegaskan tentang status dan tugas dari para murid sebagai saksi. Keempat, mengingatkan kembali tentang Roh Kudus dan sikap para murid dalam menanti kedatangan Roh Kudus. Kelima, Yesus mengangkat tangan dan memberkati para murid. Keenam, para murid sujud menyembah lalu pulang dengan sangat bersukacita. Ketujuh, para murid senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
 Tahapan perpisahan itu adalah cara Yesus mewariskan pelayanan kepada murid-murid-Nya. Setelah Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Yesus menjelaskan tentang siapa dirinya dan tugas perutusan dari para Murid. Yesus juga menasihati para murid untuk menanti pencurahan Roh Kudus.
Ajaran, nasihat dan tugas pelayanan yang diberikan Yesus adalah cara Yesus mewariskan pelayanan. Lebih lanjut, Yesus juga memberkati dan mengutus mereka untuk mewartakan kabar baik. Masa kini, kita adalah murid Tuhan yang memperoleh warisan pelayanan untuk mewartakan kabar baik.

Masa Raya :Kenaikan Tuhan Yesus
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 47
2. Khotbah : Lukas 24:44-53

Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 29 Mei

Menanti dalam Pengharapan

 Menanti bukanlah hal yang mudah. Dalam budaya suku-suku kita di wilayah pelayanan GMITY, ada tradisi menanti hujan disertai dengan doa, menanti kelahiran anak disertai dengan doa. Penantian dengan doa adalah tanda pengharapan.
 Paulus dan Silas pun menanti kuasa Roh Kudus di dalam pengharapan. Paulus dan Silas melayani di Filipi. Pelayanan mereka mendapatkan tantangan. Tantangan dari seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung dan tuan-tuan dari hamba perempuan itu. Ketika Paulus dan Silas ada dalam
penjara, mereka menanti dalam pengharapan akan kuasa Tuhan yang menyertai dan menyelamatkan. Mereka berdoa dan bernyanyi memuji Tuhan. Kuasa Tuhan pun hadir dalam bentuk gempa bumi yang hebat. Paulus dan Silas pun terbebas dari belenggu yang mengikat mereka.
 Sebagai umat percaya, seringkali kita terikat oleh belenggu-belenggu. Belenggu yang menghambat kita mengalami kehadiran kuasa Tuhan. Belenggu-belenggu itu bisa berupa budaya yang merampas hak hidup, budaya yang bertentangan dengan injil, bencana dan berbagai hal lainnya. Menanti dalam
pengharapan berarti memiliki keberanian untuk percaya kepada Allah dan keberanian untuk terbebas dari belenggu.

Masa Raya :Minggu Ke –VII Sesudah Paskah (Minggu Doa Penantian Roh Kudus )
Nas Bacaan
3. Mazmur : Mazmur 97
4. Khotbah : Kisah para rasul 16:19-34

Stola : Putih Bunga Lily (Putih)

Bulan Juni
MENJALANKAN MISI PELAYANAN DALAM TUNTUNAN ROH KUDUS

Tanggal : 5 Juni

Hidup dalam Pimpinan Roh Kudus

 Paulus ingin meyakinkan jemaat di Galatia tentang jati dirinya sebagai Rasul Yesus Kristus. Selain itu ia juga menegaskan tentang ajarannya mengenai Yesus kristus sebagai ajaran yang benar. Untuk maksud itu ia membedakan dengan jelas ajaran lain yang bertentangan ajarannya.
 Teks ini berisi tanggapan Paulus terhadap ajaran tentang keselamatan berdasarkan hukum taurat, bahwa tuntutan hukum taurat tidak sepenuhnya dapat dijalankan karena manusia terkendala oleh keinginan daging. Tetapi dalam diri manusia, ada juga keinginan Roh yang menuntun kepada keselamatan. Paulus menasehati jemaat agar meneladani Yesus kristus yang telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya dan memberi diri dipimpin oleh Roh.
 Kita merayakan Pentakosta sebagai hari turunnya Roh Kudus ke atas diri dan persekutuan para murid. Kita bersyukur bahwa Roh Kudus sungguh-sungguh sedang bekerja di dalam diri dan persekutuan kita serta di tengah dunia. Karya Roh Kudus dapat dilihat dan dirasakan melalui kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Kiranya hidup kita dituntun oleh Roh Kudus sehingga menjadi tanda berkat Allah bagi manusia dan alam semesta.

Masa Raya :Pentakosta
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 104:24-35
2. Khotbah : Galatia 5:16-26

Stola : Merah Lidah Api (Kuning) dan burung Merpati (Perak)

Tanggal : 6 Juni

Mengalami Penggenapan Janji Tuhan

 Nabi Yoel tampil saat bencana alam melanda Yehuda. Bencana alam itu sebagai hukuman Allah atas dosa orang Yehuda sehingga ia mengajak mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan. Dalam bacaan ini, Yoel menggunakan dua ungkapan yang sejajar untuk melukiskan Allah dengan mengatakan Tuhan menjadi cemburu dan berbelas kasih (ay.18). Ada waktu-waktu di mana Allah menghukum umatNya, dan dengan cara yang sama Ia berbalik dari murka-Nya dan menyelamatkan umat-Nya.
 Pemulihan dari Tuhan terjadi karena pertobatan umat. Pertobatan ditandai dengan Roh Tuhan berkuasa atas hidup. Pemulihan Allah digambarkan dengan dijauhkannya dari bencana dan kepenuhan dalam berkat, dukacita diganti dengan sukacita, tanah mereka diberkati, hasil bumi penuh kelimpahan.
 Manusia mengalami berbagai musim kehidupan. Ada tantangan, ada juga berkat yang Tuhan nyatakan dalam hidup umat manusia. Janji Tuhan digenapi ketika kita benar-benar bertobat.
 Syukur pentakosta biasanya dirayakan sebagai ibadah persembahan hulu hasil. Mungkin tidak semua orang mendapatkan hasil panen yang berlimpah-limpah, tetapi Tuhan memulihkan dan menggenapi janjiNya. Janji Tuhan tentang pemulihan telah terbukti dan akan terbukti dalam kehidupan umat-Nya yang bertobat.

Masa Raya :Syukur Pentakosta
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 48
2. Khotbah : Yoel 2:18-29

Stola : Merah Lidah Api (Kuning) dan burung Merpati (Perak)

Tanggal : 12 Juni

Hidup Dalam Persekutuan dengan Allah Tritunggal

 Dalam bacaan ini, Yesus memberikan gambaran tentang hubungan Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh dalam jalinan karya keselamatan yang utuh. Allah Bapa sebagai Sumber karya keselamatan mengutus Yesus sebagai Penyelamat, pada gilirannya karya keselamatan Allah dilanjutkan melalui oleh Roh Kudus.
 Yesus menjanjikan Penghibur dengan maksud untuk menegaskan banhwa karya keselamatan bagi dunia terus berlanjut melalui karya Roh Kudus. Sebagaimana Allah Trinitas bekerja dalam jalinan karya yang utuh begitu juga para murid Kristus. Dengan demikian salah satu ciri penting dari pekerjaan Roh Kudus adalah kerjasama dan saling melengkapi.
 Dalam pemahaman tentang Trinitas, orang Kristen tidak boleh mengkotak-kotakan karya keselamatan Allah, karena relasi antara ke-Tritunggalan Allah adalah Esa. Relasi dalam diri Allah Tritunggal setara dan kekal. Ketiga pribadi mengerjakan karya keselamatan secara bersama-sama. Karya kasih ke-Tritunggalan Allah mengajak kita untuk menjaga persekutuan dengan Tuhan dan sesama untuk bekerja bersama-sama.

Masa Raya :Minggu Trinitas
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 8
2. Khotbah : Yohanes 16: 1-15

Stola : Putih Lingkaran Segitiga/Triqutra atau Tiga Ekor Ikan (Merah)

Tanggal : 19 Juni

Kehidupan yang Baik Berawal dari Kesetiaan Beribadah

 Zefanya bernubuat dalam asa pemerintahan raja Yosia (640-609 SM) pada masa itu pemerintahan Israel sangat bergantung pada kekuasaan Asyur dan mengikuti begitu saja kebiasaan-kebiasaan ibadah bangsa Asyur. Pesan Zefanya jelas yaitu agar Yehuda dan para pemimpinya membarui diri dan bebalik kepada Tuhan.
 Bacaan kita mengenai janji keselamatan dari Allah yang disampikan oleh nabi Zefanya kepada bangsa Yehuda yaitu bahwa Allah akan menghimpun umat dari berbagi bangsa untuk beribadah kepada-Nya. Sementara itu orang-orang Yehuda yang melakukan kejahatan, justru dijauhkan Tuhan dari peribadahan
umat. Hal itu dilakukan supaya ibadah umat menjadi ibadah yang layak di hadapan Tuhan. Dengan demikian ibadah umat menjadi ibadah yang membaharui kehidupan umat Israel sebagai umat yang taat kepada Tuhan.
 Bagi Zefanya, ibadah adalah sarana pemulihan kehidupan umat. Ibadah yang layak bagi Tuhan menjadi awal kehidupan baru pada masa depan. Kehidupan baru yang lebih baik bermula dari kesetiaan beribadah.

Masa Raya :Minggu Biasa I
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 100
2. Khotbah : Zefanya 3:9-13

Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)

Tanggal : 26 Juni

Menata Pelayanan untuk Memperkokoh Persekutuan

 Yosafat adalah raja Israel yang bijaksana dan diberkati Tuhan. Pada masa pemerintahannya, ia mendapat dukungan rakyat. Ia mengokohkan kerajaan-Nya dengan melakukan banyak hal, menempatkan tentara di semua kota, mengutus orang untuk mengajar Taurat Tuhan. Salah satu hal baik yang dilakukan Yosafat pada masa pemerintahannya yaitu membangun kota perbekalan. Kota perbekalan adalah kota untuk
menyimpan bekal cadangan makanan bagi warga masyarakat.
 Belajar dari pengalaman menghadapi bencana, cerita ini memberi pesan untuk tidak lupa mempersiapkan bekal untuk menghadapi situasi sulit akibat bencana. Dengan sistem perbekalan yang baik seperti lumbung jemaat, rumah diakonia, kebun diakonia, kita bisa mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan darurat baik untuk kita sendiri maupun menjadi saluran berkat bagi sesama.

Masa Raya :Minggu Biasa II
Nas Bacaan
1. Mazmur : Mazmur 122
2. Khotbah : II Tawarikh 17:1-

Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)

Leave a Reply