Oenaek, gmitklasiskupangbarat.or.id –Nama saya Fendry Edward Detakiuk. Biasa di sapa Fendry. Saya berasal dari Rote. Gereja pengutus saya GMIT Jemaat Siloam Metina, Ba’a. Saya merupakan mahasiswa Studi Kerja Lapangan (SKL) dari Fakultas Teologi, semester VI Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. SKL adalah istilah untuk praktek atau pendidikan lapangan pertama yang dijalani oleh tiap mahasiswa teologi. Pada masa praktek lapangan (SKL) ini, saya mendapat tempat praktek di GMIT Jemaat Yegar Sahaduta Oenaek. Jemaat ini berada di Desa Oenaek, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Ini merupakan kali pertama saya melakukan masa praktek. Bisa dibilang ini juga merupakan pengalaman perdana saya melayani jemaat. Sebelum praktek SKL ini, saya jarang memimpin ibadah-ibadah baik itu ibadah rumah tangga, syukur dan lain-lain.
Dalam kesempatan ini, saya akan berbagi pengalaman-pengalaman berharga yang saya alami di Jemaat GMIT Yegar Sahaduta Oenaek. Yang pertama, saya bersyukur karena saya ditempatkan di GMIT Yegar Sahaduta Oenaek. Pendeta jemaat ini adalah Bapa Yefta Hendereonikus Bani, yang juga merupakan pendeta yang pernah melayani di gereja pengutus saya, GMIT Siloam Metina. Sebelum saya menjalani SKL, saya takut karena saya merupakan seseorang yang sulit membangun komunikasi dengan orang baru. Oleh karena itu saya selalu bertanya-tanya, bagaimana nanti saya di jemaat atau di pastori dengan orang-orang baru? Apa yang harus saya buat untuk akrab dengan mereka? Bagaimana cara membangun komunikasi dengan mereka? Dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Semua hal yang saya takutkan itu tidak terjadi, karena Tuhan menempatkan saya di keluarga Bapa Yefta yang sudah saya kenal, sehingga sangat menolong saya dalam melakukan praktek di tempat ini.
Kedua, saya bersyukur ketika saya ada di jemaat. Saya tidak sulit dalam mengenal mereka karena kami sama-sama orang Rote sehingga komunikasi dapat di bangun dengan lebih akrab. Salah satu pengalaman yang bagi saya sangat berharga juga yaitu dapat mengunjungi jemaat di kebun dan membantu mereka melakukan pekerjaan mereka.
Ketiga, saya bersyukur ketika saya diberi kesempatan untuk pimpin ibadah minggu dan ibadah kebaktian persiapan Perjamuan Kudus, ibadah rumah tangga, ibadah syukur, perempuan GMIT, Kaum Bapak, Pemuda dan PAR. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut saya belajar banyak hal: Saya dapat mengasah kemampuan saya dalam hal berkhotbah, belajar membuat liturgi ibadah, membangun rasa percaya diri dari yang awalnya takut atau tidak percaya diri berbicara di depan umum menjadi bisa, belajar membuat pokok-pokok doa syafaat dan masih banyak hal lainnya.
Keempat, saya bersyukur ketika mengikuti latihan liturgi setiap Sabtu. Saya berlatih bersama mama-mama dan kakak-kakak pemandu nyanyian jemaat (song leader). Hal ini membuat saya sedikit demi sedikit mengetahui dan belajar lagu baru.
Kelima, saya bersyukur karena saya bisa mengikuti kegiatan-kegiatan di klasis seperti rapat berkala klasis dan kegiatan Bible Camp PAR di GMIT Faut Uf Tapak dan GMIT Lahairoi Kuanhehun bersama dengan para pendeta, para pendamping PAR dan anak-anak PAR dari berbagai gereja di Klasis Kupang Barat. Melalui kegiatan-kegiatan ini saya belajar banyak hal. Pada rapat berkala Klasis saya belajar berbagai hal mengenai manajemen klasis, bagaimana mengambil keputusan bersama, bagaimana dinamika dalam rapat klasis berjalan dan lain-lain. Dalam kegiatan Bible Camp PAR saya juga belajar berbagai hal, salah satunya ialah bagaimana cara membangun komunikasi dengan dan menghadapi anak-anak PAR yang begitu banyak dengan berbagai karakter.
Hal-hal baru yang saya temui di atas merupakan pengalaman-pengalaman berharga bagi saya selama melakukan praktek lapangan di GMIT Yegar Sahaduta Oenae. Ini menjadi bekal bagi saya dalam menjalani kehidupan saya ke depan sebagai seorang calon pelayan Tuhan. Terima kasih dan Shalom.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Penulis: Fendry Edward Detakiuk.
Editor: Pdt. yft hb