Bolok,gmitklasiskupangbarat.or.id, -“Sudahkah kita tenang?” Itulah sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Pdt. Eritrika A. Nulik, M.Th. Semua yang mendengarkan seperti terdiam. Mungkin ada yang menjawab tetapi tak terdengar jelas. “Bagaimana bisa tenang kalau . . . ?” Lanjut pendeta yang sehari-hari bertugas sebagai dosen pada Fakultas Teologi UKAW Kupang. Baginya kita sulit tenang karean banyak hal yang tak diketahui dan menjadi misteri. Oleh karena itu, ketenangan dapat dimiliki bila, pertama memiliki kedekatan dengan Tuhan. Hidup oleh keyakinan, oleh percaya. Tiap orang memiliki kekuatan untuk menghadapi pergumulan kehidupan dengan bersandar pada Tuhan. Kedua, persoalan digumuli bersama. Ada tindakan yang dibuat untuk mempraktekkan kasih, melayani dan menyampaikan sesuatu denga sopan serta berbagai perilaku untuk kebersamaan.
Semua itu disampaikan oleh pendeta yang akrab disapa “Mama Dian” pada ibadah utama kedua dan peneguhan dan perhadapan Badan Pembantu Pelayanan (BPP), Tim Pelayanan (timpel) Liturgi dan Musik Gerejawi (Litmuger), Satuan Pelayanan (Satpel) Informasi dan Komunikasi (Infokom) serta Panitia Studi Banding Pelayan GMIT Klasis Kupang Barat, Minggu (4/2/2024) di GMIT Elim Bolok. Pdt. Dian mendasarkan khotbah dari 1 Petrus 4:7-11. Tema perenungan yaitu Ketenangan Dalam Tuhan. Baginya seseorang teruji dalam hidupnya melalui penderitaan. Bagaimana seseorang bisa tenang di tengah bahaya dan derita? Memulai dengan menyerahkan kehidupan kepada Tuhan dan mengasihi sesama tanpa pamrih. Tiap orang berupaya untuk memiliki hati yang dekat kepada Tuhan dan sesama dengan memiliki daya sosial, dukungan dan tindakan sosial. Tiap orang dilengkapi Tuhan dengan karunia, maka gunakan karunia dengan tekun bagi kemuliaan Tuhan. Siap menghadapi penderitaan dengan memiliki kualitas diri yaitu tenang dan menguasai diri.
Lebih lanjut, Pdt. Dian menambahkan bahwa jabatan yang diterima berakar pada pelayanan Kristus. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan kasih. Lakukan tindakan kasih sebagai pelaku pembangunan jemaat. Tiap pelaku melakukannya dalam kesadaran diri, untuk apa ia dipanggil. Untuk menjalankan tugas pembangunan jemaat maka diperlukan kemitraan di antara tiap pelaku.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb