“Ke manapun mimpi membawa langkah kita, sejauh apapun ambisi membawa kita jauh dari rumah, jangan lupa kembali rumah bersama kita: GMIT. GMIT sebagai ibu yang mengasihi dan mengasuh kita di tahun ini berusia 77 tahun. Mari pulang untuk menopang rumah kita bersama dan memberikan segala kebaikan untuk ibu kita.” Demikian pernyataan Pdt. Yunita Abolla di hadapan mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yg tergabung dalam Permata GMIT (Persekutuan Mahasiswa Teologi Asal GMIT) di Kamis (19/9/2024). Kegiatan ini sebagai bagian dari Studi Banding Pendeta GMIT Klasis Kupang Barat di Yogyakarta.
Pernyataan di atas didasarkan pada slogan atau jargon Permata GMIT: GMIT! Beta Pung Rumah, Beta Cinta. ia melanjutkan bahwa di manapun kita berada jangan lupa menopang rumah kita. Ketika kembali ke rumah, rumah harus ditata. Maka lengkapilah diri dengan ilmu dan kecakapan. Berelasi dan bersosialisasilah serta membuka diri dengan tetap mempertahankan identitas diri.
Sementara itu Pdt. Doddy Octavianus Ketua Majelis Klasis Kupang Barat mengingatkan untuk mengikuti perkembangan GMIT melalui produk-produk atau peraturan yang dihasilkan dalam persidangan. Belajar di Salatiga, tetapi mengikuti perkembangan GMIT dengan konteks di tiap daerah pelayanan GMIT. Ia menyampaikan tentang almamater yang berbeda dari tiap pendeta GMIT, tetapi tetaplah berbaur. “Semua yang menjadi pendeta GMIT dari berbagai alamater mendapatkan rekomendasi belajar (kuliah) dari GMIT dan kembali melayani GMIT,” ujarnya.
Pdt. Doddy yang pernah melayani di Jemaat Hosana Oekona mengingatkan bahwa menjadi pendeta itu panggilan maka bentuklah panggilan itu dalam friendship dan leadership. Paling akhir ia berharap agar cepat menyelesaikan pendidikan dan membanggakan orang tua.
Pdt. Nurdiana Lauwoe, menambahkan berdasarkan pengalaman melayani di Flores dan Rote. Ia berada di daerah minoritas sekaligus daerah transit. Jemaat tidak terlalu besar, tetapi bisa bertambah atau berkurang karena pekerjaan. Siapkan diri untuk hadapi persoalan sosial yang berimbas pada gereja. Sementara di Rote ia berhadapan dengan jemaat yang adalah keluarga sendiri. Bagi pendeta yang kini melayani di GMIT Jemaat Oemathonis Noelsinas, tantangan melayani keluarga adalah membedakan mana urusan keluarga dan mana gereja.
Sharing (berbagi) pelayan GMIT Kupang Barat dengan Permata GMIT di Fakultas Teologi UKSW bertemakan: Satu Hati, Satu GMIT. Terlihat ruangan F114 di Fakultas Hukum UKSW Salatiga penuh karena antusias dari peserta. Laisibra Billa ketua Permata GMIT 2023-2024 mengungkapkan kerinduan akan GMIT. “Kami jauh, tetapi merasakan ada rumah dalam Permata GMIT,” ujarnya. Sementara Rindi Nenometa ketua Permata GMIT 2024-2025 mengungkapkan kegembiraanya karena ini adalah momen berharga untuk bertemu dan merasakan kehangatan persaudaraan.
Dalam kegiatan dinyanyikan dua buah lagu: Mars GMIT “Di Bumi Indonesia Engkau Berdiri” dan Mars Permata GMIT UKSW “Rumah Yang Penuh Cinta.”
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb