PERJALANAN JAKARTA-BANDUNG DARI PERSERTA STUDI BANDING PELAYAN GMIT KLASIS KUPANG BARAT

Jakarta,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Selama dua hari 22 orang pelayan GMIT Klasis Kupang Barat mengikuti perkuliahan tematik di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Jakarta. Di hari pertama (16/9/2025) tentang gereja ramah anak, ibadah anak, teologi trauma dan menuju teologi kontemporer. Hari kedua (17/9/2025) tentang musik dan liturgi. Di sela perkuliahan mengikuti aktifitas ibadah di STFT Jakarta dan mengunjungi GPIB Paulus Jakarta.

Perkuliahan tematik telah selesai. Kamis (18/9/2025) peserta melakukan perjalanan ke Bandung. Sebuah bus pariwisata telah menyambut di halaman depan STFT Jakarta. Semangat merasakan suasana Bandung terlihat di wajah para peserta. Selama ini Jakarta dan Bandung hanya dibaca di buku, terdengar di radio, terlihat di televisi dan media sosial. Sebagian besar baru pertama kali berpijak di Jakarta dan Bandung.

Perjalanan dimulai pukul 05.00 wib. Peserta cerah ceria. Apalagi perjalanan Jakarta-Bandung dipandu oleh Pnt. Niko Laidat, guru dan master of ceremony kocak dari Oenesu.

Setelah melewati tol, rombongan tiba di wilayah Pasteur. Kang Asep, seorang pemandu wisata telah menanti dan menemani selama perjalanan berkeliling Bandung raya. Ia lugas menyebut nama tiap wilayah, gedung dan arti serta secuil sejarahnya.

Dari wilayah Pasteur melewati RS Mata Cicendo. Kata Kang Asep, rumah sakit ini tidak ada kamar jenazahnya. Mengapa? Pikirkan secara logika.

Setelah melewati RS Cicendo, perjalanan melewati Gedung Pakuan, kediaman gubernur Jawa Barat, kawasan Jalan Braga dan Otista (Oto Iskandar Dinata).

 

Kantor Sinode GKP (doc. Kubaline)

Perjalanan sesi pertama berakhir di Kantor Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP). Di tempat ini telah menanti Pdt. Obertina Johanis dari Woman Crisis Center Pasundan Durebang. Organisasi ini adalah bagian dari GKP yang fokus pada pelayanan pencegahan, pemulihan dan advokasi korban kekerasan berbasis gender. Para pelayanan mengikuti pemaparan dan berbagi bersama tentang kekerasan terhadap perempuan dan kompleksitasnya.

Setelah dari kantor sinode GKP, perjalanan melewati Alun-Alun Kota Bandung, rumah dinas Walikota Bandung, Lengkong, Simpang Lima dan jalan Asia Afrika, Banceuy dan sesi kedua berakhir di Pasar Baru.

Sejenak berkeliling Pasar Baru. Pegangan di tangan sudah terlihat sewaktu keluar. Pedagang, pengemis dan pengamen mengerumuni rombongan. Terdengar lagu rohani dinyanyikan oleh para pengamen.

Dari Pasar Baru perjalanan dilanjutkan melewati Stasiun Timur yang menjadi inspirasi nama Band ST 12. Melewati GPIB Bethel Bandung dan Gereja Katedral. Lalu kantor wlikota, Taman Maluku, Jalan Aceh dan sekitarnya yang menggunakan nama daerah di Indonesia. Perjalanan berakhir di Resto Pesona Kampung Sunda. Perjalanan sesi tiga diakhiri dengan makan siang. Pada sesi ini hujan turun membasahi Kota Bandung.

Gedung Sate (doc. Kubaline)

Perut kenyang dan mata berat (mengantuk) tetapi perjalanan belum berakhir. Tidak lengkap rasanya jika tidak berhenti di salah satu ikon Kota Bandung yaitu Gedung Sate. Gedung ini adalah Kantor Gubernur Jawa Barat. Dinamai Gedung Sate karena tiang di puncak gedung seperti sate. Berpose dengan berbagai gaya dan tangan tak kuasa menahan diri untuk memindahkan hasil foto ke media sosial.

Bus kemudian diarahkan melewati fly over dan perjalanan menuju Lembang Bandung Barat. Dari kejauhan terlihat Gunung Tangkuban Perahu. Lalu teringatlah kisah Sangkuriang di balik legenda Gunung Tangkuban Perahu.

The Great Asia Africa (doc. Kubaline)

Perjalanan sesi keempat berakhir di Lembang dengan mengunjungi dua obyek wisata yaitu The Great Asia Africa dan Hutan Mycelia. The Great Asia Africa berada di lereng perbukitan dengan sungai mengalir membelah. Di sini dibangun rumah dan ikon dari berbagai negara di Asia dan Afrika. Terdapat penjelasan dari berbagai ikon yang dapat dilihat sepanjang jalan. Di tiap tempat dijual makanan khas negara dan pakaian yang dapat disewakan. Perjalanan menurun dan mendaki sekaligus disuguhi pemandangan bentang alam Lembang.

Sementara Hutan Mycelia hanya dibuka di waktu malam. Obyek wisata ini berada di hutan Kasuari yang memadukan pencahayaan dan suara. Hutan Mycelia adalah wahana edukasi untuk menjaga alam dari kerusakan.

Malam gelap diterangi oleh cahaya dari Hutan Mycelia maupun perumahan sejauh mata memandang. Tubuh penat dan lelah. Perjalanan kembali ke Jakarta dimulai. Tiap orang menyamankan diri dengan berbagai gaya di kursi bus. Lagu-lagu karaoke dilantunkan mengiringi perjalanan kembali.

Selendang Rote untuk Kang Asep (doc. Kubaline)

Rombongan berpisah dengan Kang Asep di kawasan Pasteur. Tak lupa selendang Rote menjadi tanda kenangan melingkar di leher.

Waktu menunjukkan 00.24 ketika rombongan sampai di kampus STFT Jakarta. Hari yang melelahkan, menyenangkan dan terpuaskan dalam rasa tentang bumi Pasundan atau Parahyangan.

GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Laporan: Pdt. yft hb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *