Jakarta,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Setelah mengikuti perkuliahan tematik di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta, para peserta Studi Banding Pelayan GMIT Klasis Kupang Barat mengunjungi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Paulus Jakarta. Rombongan disambut Badan Pelaksana Harian GPIB Jemaat Paulus Jakarta dan badan pengurus Pelayanan Kategorial Persekutuan Kaum Lanjut Usia (Pelkat PKLU).

Dalam pertemuan saling berbagi pengalaman pelayanan, khususnya dalam kategorial lanjut usia (lansia). Salah satu pengurus Pelkat PKLU GPIB Paulus Jakarta Maritje Awowor-Ticoalu menggambarkan pelayanan kaum lansia sebagai sebuah kebutuhan penting dalam gereja. Kelompok ini seperti terabaikan. Ia yang juga salah satu pelaku sejarah pembentukan Pelkat PKLU GPIB Paulus Jakarta merasakan perkembangan sejak dirintis bersama Pdt. Paul A. J. Woney di tahun 1995. Pelayanan bagi kaum lansia dimulai dari ibadah dan perkunjungan. Kemudian berkembang menjadi paduan suara, pemeriksaan kesehatan, kelompok musik Angklung dan Kolintang, kegiatan sosial, seminar atau ceramah dan berbagai kegiatan fisik dan mental. Seluruh kegiatan tersebut dikoodinir oleh ketua badan pengurus Thomas Timbul Lubis bersama pengurus lannnya yang melayani selama dua setengah tahun.
Dalam menjalankan Pelkat PKLU GPIB Paulus Jakarta dibagi atas 6 bidang yaitu satu, Bidang Teologi dan Persidangan Gerejawi; dua, Pelayanan dan Kesaksian; tiga, Gereja, Masyarakat dan Agama – Lingkungan Hidup; empat, Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Insani – Penguatan Peran Keluarga; lima, Pembangunan Ekonomi Gereja; enam, Informasi, Organisasi, Komunikasi dan Penelitian Pengembangan.

Segar dan Hijau. Itulah moto Pelkat PKLU GPIB. Pdt. Dewi Shinta Astadiyan menjelaskan moto dan logo yang bermakna bahwa di masa lanjut usia, seseorang dapat terus bertumbuh dan menghasilkan buah. Warna yang dominan yaitu oranye seperti matahari di ufuk senja. Pada masa senja, bukan kesunyian dan suasana hidup yang tidak menyenangkan, tetapi masa itu dapat menjadi masa keemasan. Firman yang menjadi kekuatan untuk tetap hijau dan segar yaitu Mazmur 92:15. Sementara lagu yang penyemangat yaitu Gita Bakti 217 “Sampai Masa Tua.”
Sementara itu, Ketua Majelis Klasis Kupang Barat Pdt. Doddy S. Octavianus menyampaikan kekaguman atas pelayanan oma dan opa. “Kaget karena lihat oma opa yang masih terlihat muda dan penuh energi serta memberi diri untuk melayani.” ujarnya. Baginya pertemuan ini menjadi momentum mengikat persekutuan sekaligus sharing untuk saling menopang dalam melayani Tuhan melalui kategorial lanjut usia (lansia) atau di beberapa jemaat GMIT disebut “usia indah.”
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb.