Foeneno, gmitklasiskupangbarat.or.id –Nama saya Firinyo Seko. Biasa dipanggil Ing, Saya berasal dari Soe. Gereja pengutus saya GMIT Elim Kie, Klasis Amanuban Timur Selatan (AnTi Setan). Saya merupakan mahasiswa Studi Kerja Lapangan (SKL) dari Fakultas Teologi, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, semester VI. Studi kerja lapangan adalah istilah untuk praktek atau pendidikan lapangan pertama yang dijalani oleh tiap mahasiswa teologi. Pada masa praktek lapangan (SKL) ini, saya mendapat tempat praktek di GMIT Jemaat Bethania Foeneno. Jemaat ini berada di Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Ini merupakan kali pertama saya melakukan masa praktek. Bisa dibilang ini juga merupakan pengalaman perdana saya melayani jemaat. Sebelum praktek SKL ini, saya jarang memimpin ibadah-ibadah baik itu ibadah rumah tangga, syukur dan lain-lain.
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman-pengalaman berharga yang saya dapat di Jemaat GMIT Bethania Foeneno. Pertama, saya sangat bersyukur mendapatkan tempat praktek di jemaat GMIT Bethania Foeneno. Saya adalah orang yang tidak bisa cepat akrab dengan orang baru dan tidak pandai dalam membangun komunikasi atau relasi dengan orang baru. Ada pertanyaan besar dalam diri saya tentang bagaimana keadaan, situasi, karakter dan orang-orang yang akan saya temui nanti di tempat praktek saya. Namun saya bersyukur karena bisa berada di tengah-tengah jemaat GMIT Bethania Foeneno dan bertemu serta berkenalan dengan Mama Pdt. Irene T. F Benu-Toelle S.Th selaku mentor saya di tempat praktek.
Sedikit perkenalkan tentang Mama Pdt. Irene sebagai mentor saya di tempat praktek Jemaat GMIT Bethania Foeneno. Sosok Mama yang penuh kasih sayang dalam membimbing, mendidik dan mengajarkan kepada saya banyak hal. Mama Pdt. Irene T. F Benu-Toelle S.Th memiliki dua orang anak perempuan yaitu kakak Nona dan juga adik Elsa. Saya bersyukur bisa mengenal mama Pdt. Irene. Kekhawatiran saya tentang sosok mentor yang akan saya dapatkan nanti tidak seperti apa yang saya takutkan. Beliau menjadi mama sekaligus mentor bagi saya. Di tempat praktek ada juga seorang mahasiswi Institut Agama Kristen Negeri Kupang ( IAKN) yaitu kakak Anjela Parikaes. Sebagai teman seperjuangan dalam masa praktek saya juga belajar dari kakak Anjela yang sering disapa kakak Ella, yaitu menghargai dan saling menyayangi sebagai saudara. Saya bersyukur karena bisa mengenal kakak Ella dan bisa berjuan serta berbagi pengalaman dan pengetahuan di sana.
Kedua, saya bersyukur karena bisa berada di tengah-tengah jemaat GMIT Bethania Foeneno. Jemaat pertama yang adalah guru pertama bagi saya dalam belajar dan mengenal karakteristik jemaat. Pengalaman saya dalam berkunjung dan bisa mengenal dan memahami keadaan jemaat. Belajar bersama dalam membangun komunikasi dan relasi yang baik dengan jemaat. Kawan-kawan pemuda, adik-adik PAR dan semua jemaat yang terus mendampingi saya selama masa praktek saya.
Ketiga, saya bersyukur ketika saya diberi kesempatan untuk pimpin ibadah minggu, ibadah rumah tangga, ibadah syukur, pemuda, PAR dan mengajar katekisasi. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut saya belajar banyak hal: Saya dapat mengasah kemampuan saya dalam hal berkhotbah, belajar membuat liturgi ibadah, membangun rasa percaya diri dari yang awalnya takut atau tidak percaya diri berbicara di depan umum menjadi bisa, belajar membuat pokok-pokok doa syafaat dan masih banyak hal lainnya.
Keempat, saya bersyukur ketika mengikuti latihan liturgi setiap Sabtu. Saya berlatih bersama mama-mama dan kakak-kakak pemandu nyanyian jemaat (song leader). Hal ini membuat saya sedikit demi sedikit mengetahui dan belajar lagu baru.
Hal-hal baru yang saya temui di atas merupakan pengalaman-pengalaman berharga bagi saya selama melakukan praktek lapangan di GMIT Bethania Foeneno. Ini menjadi bekal bagi saya dalam menjalani kehidupan saya ke depan sebagai seorang calon pelayan Tuhan.
“Orang Asing Jadi keluarga” itulah yang saya dapatkan dari jemaat GMIT Bethania Foeneno.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Penulis: Firinyo Seko
Editor: Pdt. yft hb