Ba’a, gmitklasiskupangbarat.or.id. –Senin, 4 Juli 2022. Tim PAR Kupang Barat bersiap menuju Ba’a-Rote. Gereja Elroi Batakte menjadi tempat berkumpul. Dari Batakte menuju Pelabuhan Tanjung Lontar, Tenau-Kupang. Sempat was-was karena diinformasikan ada kemungkinan tidak memperoleh tiket. Tetapi akhirnya tim bisa mendapat tiket dan siap berangkat.
Kapal Cepat Expres Bahari mulai melepas jangkar dan perjalanan laut dimulai. Angin timur yang kencang sementara melanda NTT. Seminggu sebelumnya kapal tidak berlayar. Kekuatiran masih tetap ada. Bagi beberapa anak, ini pengalaman pertama berlayar. Laut tenang di sekitar selat antara Kupang dan Semau. Tiba di Selat Rote (Puku’afu/Lolok) goncangan hebat terjadi. Akhirnya gejolak dalam perut tak tertahankan dan 2 kantong plastik kecil terisi “oleh-oleh” dari Puku’afu. Berlabuh di Pelabuhan Ba’a, panitia telah siap menyambut peserta. Bahkan barang-barang peserta dari kapal diturunkan secara khusus oleh tim yang telah dipersiapkan.
Tiba di gereja Betania Ba’a mulai melakukan registrasi (pendaftaran). Seksi akomodasi kemudian bertugas mengantar peserta menuju penginapan. Tim Klasis Kupang Barat menginap di rumah keluarga Bapak Daud Daniel Bessie di Kunan-Mokdale. Istirahat dan bersiap untuk acara penyambutan.
“Sebelum mengikuti Jambore di Rote, kita mau buat semua peserta jadi orang Rote.” Demikian pernyataan ketua Panitia Jambore PAR Sinode GMIT di Rote, Drs. Jonas Selly, MM dalam acara penyambutan peserta. Ketua panitia sehari-hari bekerja sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Rote Ndao. Bentuk dari “membuat semua peserta menjadi orang Rote” diwujudkan dengan pengalungan selendang untuk 4 anak dan 2 pendamping dari tiap tim.
Selasa,5 Juli 2022 dimulai dengan acara pembukaan. Kegiatan dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, SE, M.Si. Hadir dalam pembukaan ini Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. DR. Mery L. Y. Kolimon, Ketua DPRD Propinsi NTT Emeliana J. Nomleni, Bupati Rote Ndao Paulina Haning Bullu dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Propinsi NTT drg. Iin Adriany yang mewakili Gubernur NTT.
Harapan terbesar dari Menteri PPPA adalah adanya gereja ramah anak. Ini berarti pelayanan gereja harus dimaknai dalam pelayanan holistik yang mejamin terpenuhinya hak-hak anak dan melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, eksplotasi dan diskriminasi. Momentum jambore dapat menjadi cara untuk membentuk gereja ramah anak.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Kontributor: Pdt. Aneke Ina
Editor: Pdt. yft hb