
Batulesa,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Berikut ini adalah ringkasan khotbah Pdt. markus Jonatan Leunupun, M.Th pada ibadah pengutusan Pdt. Vonika Adriana Adoe, S.Th, perhadapan Pdt. Hamanial Konay, S.Th dan serah terima ketua Majelis Jemaat GMIT Aku Ada Batulesa Klasis Kupang Barat, Minggu (2/3/2025). Firman Tuhan dibacakan dari Matius 21:33-46. Tema khotbah: Kasih Bapa Dalam Pengorbanan Anak Tunggal Allah.
Pengutusan artinya tidak melepaskan atau berpisah dengan Pdt. Voni, tetapi dengan iman sebagai Jemaat Aku Ada Batulesa mengutus ke Haumeni Nisum karena tahu bahwa pendeta adalah hamba Tuhan. Percaya dengan iman dan pembuktian iman bahwa bertumbuh sebagai jemaat. Percaya bahwa di tempat yang baru akan membangun iman jemaat, melakukan pemberdayaan ekonomi dan pembangunan sarana fisik. Hal yang sama bagi pendeta Hamanial dan jemaat Zaitun Fatubena Tobu.
Kalau melihat teks ini Allah digambarkan sebagai Pemilik kebun anggur yang dengan kasih-Nya menyediakan segala yang diperlukan untuk pertumbuhan dan keberhasilan kebun. Allah mempercayakan kebun kepada para penggarap sebagai perlambang pemimpin-pemimpin agama Israel yang diberi kepercayaan untuk mengurus umat Allah. Kebun anggur melambangkan bangsa Israel namun seringkali menyalahgunakan kepercayaan, memilih jalan lain bahkan menolak pimpinan dari Allah.
Karena kasih-Nya Allah tidak serta merta menghukum manusia yang menolak-Nya. Dalam konteks kita, adakah yang saling menolak satu dengan yang lain dalam batinnya. Adakah yang bamarah? Coba semua mata tertuju kepada Pendeta Voni, adakah yang pernah marah kepada Pdt. Voni?Adakah yang pernah menolaknya? Adakah yang menyakiti hati dan juga perasaannya?
Tugas kita tidak menolak hamba Tuhan, apalagi menyakitinya. Hanya kasih Allah yang menyatukan untuk hidup bersama. Terkadang panggilan iman tidak dimaknai dengan sungguh-sungguh, dengan saling menyakiti, melukai, dengan saling tidak menolong. Perumpamaan ini menegaskan untuk melihat peristiwa iman dalam hidup persekutuan. Perumpamaan ini dinyatakan supaya Kerajaan Sorga sungguh-sungguh dinyatakan.
Allah tidak berhenti, walau utusan-Nya dibinasakan. Allah terus mengasihi umat-Nya. Allah memberikan yang terbaik yaitu Anak-Nya Yesus Kristus. Ia berharap bahwa melalui Yesus manusia berbalik kepada-Nya. Yesus yang tidak berdosa diserahkan untuk mati demi orang percaya. Puncak kasih Allah dengan mengorbankan Anak-Nya agar hubungan dipulihkan dan dijernihkan supaya dosa-dosa manusia diampuni.
Kasi (mengasihi/memberi) itu bakudeka (saling dekat) sedikit dengan bakosi (saling menendang). Kadang-kadang kita dalam persekutuan mengatakan bahwa kasih Allah besar, tetapi kita kadang-kadang bakosi satu dengan yang lain. Ketika kasih Allah terus menerus ditolak. Tiba saatnya penghakiman diberikan. Yang menolak Sang Anak akan kehilangan hak mereka dalam Kerajaan Allah. Menolak Yesus, menolak kehidupan kekal yang disediakan. Teruslah menerima kasih Allah, teruslah mengalami pemulihan, hidup bersama-sama dalam kehidupan kekal. Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai Batu penjuru yang ditolak manusia tetapi ditinggikan Allah. Bagi yang menerima, Yesus menjadi dasar keselamatan dan hidup yang kokoh.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: pdt. yft hb