BAGIAN KEDUA: YANG BERPESAN DALAM KESAN DARI STUDI BANDING PENDETA GMIT DI YOGYAKARTA

Bersiap menuju Caping Merapi, Sleman (doc. Kubaline)

Kupang,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Kegiatan Studi Banding Pendeta GMIT Klasis Kupang Barat di Yogyakarta telah berakhir. Kegiatan dilaksanakan sejak tanggal 16-22 September 2024. Selama kegiatan peserta mengikuti kuliah umum di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, memperdalam ilmu pertanian di Agroedukasi Caping Merapi Sleman, mengikuti kuliah umum dan sharing bersama mahasiswa teologi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang tergabung alam Persekutuan MahasiswaTeologi asal GMIT (Permata GMIT) dan ditutup dengan perkunjungan dan ibadah bersama Jemaat GMIT Hosana Surabaya.

Berikut ini adalah bagian kedua dari kesan para pendeta yang mengikuti kegiatan:

  1. Maryanti S. Umbu Zogara (Pelayan GMIT Lidamanu Batubao)
Pdt. Maryati Zogara (doc. Kubaline)

Tujuh hari katong (kita) melakukan perjalanan studi banding ke Jogja. Lalu katong di Surabaya. Secara pribadi beta (saya) merasa sukacita karena beta diberi kesempatan untuk menikmati tujuh hari itu. Ada beberapa hal yang beta pelajari: Pertama, berbagi sukacita bersama teman-teman sepelayanan di  GMIT Klasis Kupang Barat. Katong masing-masing sibuk dengan pelayanan di jemaat masing-masing. Kesempatan studi banding ini menjadi kesempatan di mana katong bisa semakin dekat, semakin akrab, saling mengerti, saling memahami. Ketika katong susah ataupun senang, ada teman. Katong dapat berbagi banyak hal. Kawan kamar menjadi sahabat yang paling tahu bagaimana katong. Begitu juga dengan teman-teman yang lain. Bersyukur mengenal rekan-rekan sepelayanan lebih dekat. Kedua, ada tempat-tempat yang baru bagi beta dan menjadi tempat luar biasa dalam perjalan. Beta dapat mengetahui Jogja seperti ini, Salatiga seperti ini. Lebih khusus kampus UKDW seperti ini atau UKSW seperti ini. Semua itu menjadi pengalaman yang beta bagikan ke jemaat yang siap berkuliah. Supaya ada gambaran tentang kampus itu dengan keunggulan masing-masing dan memberi wawasan baru. Ketiga, beta belajar satu hal penting yaitu cara mengelola perasaan atau emosi. Kadang-kadang, mungkin karena rasa lelah atau capek maka kata-kata atau kalimat yang dikeluarkan menyakitkan orang lain. Membuat tersinggung, tetapi itu tidak membuat katong marah dan kemudian tersinggung. Beta belajar mengekang emosi, bahwa tidak semua pikiran kita menjadi pikiran yang sama bagi orang lain. Beta menahan diri, terkadang marah dan emosi karena melihat situasi yang tidak sesuai harapan tetapi berusaha mengekang diri. Keempat, keseruan ketika mendapat waktu rehat sejenak. Paling seru ketika pergi berbelanja. Karena merasa bahwa rutinitas hilang sekejap oleh karena melihat harga murah, barang-barang bagus dan tempat-tempat yang indah. Bahagia saja meskipun pulang dengan mengeluh capek,tetapi besok pergi lagi.

  1. Isak Y. Liunome (Pelayan GMIT El-Roi Batakte/Wakil Ketua Majelis Klasis Kupang Barat)
Pdt. Isak Liunome (doc. Kubaline)

Program ini adalah suatu pengalaman pelayanan yang sangat mengesankan bagi saya. Pertama, diprogramkan dalam program kebersamaan klasis. Mendapat dukungan dari jemaat dalam doa dan dana dari APBJ (Anggaran, Pendapatan dan Belanja Jemaat).

Kedua, pada awalnya saya berpikir bahwa kegiatan ini hanyalah refreshing di kota besar. Padahal dari judulnya saja yaitu studi banding kita bisa mengetahui ada kegiatan penting yaitu kuliah umum di UKDW oleh dosen yang berpengalaman. Bukan saja dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Bersamaan dengan kegiatan studi banding, David W. Boshart, Ph.D President Annabaptist Mennonite Biblical Seminary USA hadir datang di UKDW dan memberikan kuliah umum tentang Missional Church Leadership and Management Amidst New Challenges dan Pdt. Dr. August Corneles Tamawiwy yang secara khusus membagikan materi Teologi Komparatif dan Teologi Interkultural. Mereka bukan saja membagikan teori tetapi juga praktik bersama jemaat dan masyarakat. Mengunjungi dan belajar pertanian di Agroedukasi Caping Merapi. Mendapatkan berbagai hal praktis pertanian yang mudah dan murah, yang ada di sekitar seperti pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya, sereh dan bawang putih, pengolahan pupuk kandang, media tanam dan upaya mengelola halaman rumah sebagai sumber pangan keluarga. Kuliah umum di UKSW tentang diakonia kewirausahaan yang bertolak dari tinjauan Alkitab oleh Dr. Suwarto Adi. Hal ini membuka pola pikir kita dalam menjalankan diakonia, bukan saja diakonia karitatif, reformatif dan transformatif tetapi juga diakonia kewirausahaan.  Di sela kegiatan melakukan sharing bersama Permata GMIT. Terima kasih untuk ketiga teman pendeta yang adalah alumni UKSW (Pdt. Aneke, Pdt. Yuni dan Pdt. Yani) dan secara khusus Pdt. Irene Ludji Wakil Dekan Fakultas Teologi UKSW Salatiga yang telah menginisiasi dan memfasilitasi kegiatan ini. Terlihat bahwa kegiatan ini membuat Permata GMIT mendapat kekuatan karena mereka ternyata mendapat perhatian dari pendeta Kupang Barat. Mengunjungi dan beribadah bersama Jemaat GMIT Hosana Surabaya. Bahwa meraka tidak saja bergumul dengan pekerjaan, tetapi juga bergumul dengan kehidupan iman kepada Tuhan Yesus. Bahwa tanpa Tuhan sia-sialah upaya mereka. Mereka membangun semangat beribadah, persekutuan dan upaya membangun gedung gereja sendiri. Mereka masih menyewa gedung di kompleks STTII Surabaya. Ternyata banyak yang belum mengetahui bahwa di Surabaya terdapat GMIT yang anggotanya kebanyakan adalah para pekerja perantau dari NTT.

Di sela-sela empat kegiatan utama ada kunjungan atau jalan-jalan ke pasar, toko, tempat wisata dan kunjungan keluarga yang membuat semakin seru dan sukacita. Walau capek dan lelah karena padatnya kegiatan, tetapi juga mengobati kelelahan. Yang penting happy. Semoga kegiatan ini terus berkelanjutan dengan memilih tempat lain yang dapat menolong untuk membangun pola pikir dan pelayanan di jemaat. Bukan sekedar refreshing dan rekreasi tetapi ada hal-hal penting yang berguna bagi pelayanan jemaat.

  1. Philipus Y. Rehiara (Pelayan GMIT Masa Meriba Tuamese)
Pdt. Philipus Rehiara (doc. Kubaline)

Perjalanan panjang dalam kegiatan Studi Banding Pendeta GMIT Klasis Kupang Barat di beberapa tempat yakni Yogyakarta (UKDW), Agroedukasi Caping Merapi dan Salatiga (UKSW) tidak sia-sia. Saya benar-benar saya merasakan nuansa baru serta mendapatkan energy baru lewat beberapa mata kuliah yang diberikan kepada kami dan juga pelatihan cara membuat pupuk, pestisida nabati dan berbagai aktifitas pertanian. Saat presentasi mata kuliah terlihat kami peserta mengikutinya dengan serius agar bisa mengerti dan memahami materi tersebut. Dan tentu, ilmu yang saya dapati membekali saya dalam melaksanakan aktivitas pelayanan. Karena itu harapan saya kalau bisa kegiatan studi banding tidak hanya berhenti di tahun ini saja tetapi kalau bisa tahun depan kegiatan ini masih bisa dilaksanakan.

GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Editor: Pdt. yft hb

2 Comments

  1. Kegiatan seperti memberi ruang sejuk melepas penatnya dunia pelayanan.. bukan berarti melayani jemaat itu membosankan, namun tentu tidak bisa di pungkiri bahwa pelayan jemaat perlu mendapat “servis khusus” untuk mengobati rutinitas yang rutin setiap harinya.. bukan hanya para pelayan, kami para jemaat pung butuh “servis khusus” mengingat aktivitas pekerjaan sehari2 yang begitu penat..
    Semoga semua pelayan Tuhan kembali “refresh” kembali semangat untuk terus berkarya dalam pelayanannya.. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Leave a Reply