Jakarta,gmitklasiskupangbarat.or.id, –Mengapa disebut gereja katedral? Karena di dalamnya terdapat Cathedra atau takhta uskup. Gereja Katedral Jakarta memiliki nama Pelindung “Santa Perawan Maria Diangkat Ke Sorga.”
Lili dari Museum Gereja Katedral Jakarta menyambut rombongan Pelayan GMIT Klasis Kupang Barat yang berkunjung, Jumat (19/9/2025). Kunjungan dimulai dari museum. Di dalam museum rombongan diarahkan ke ruang teater untuk menonton tentang sejarah gereja Katholik di Indonesia dan arsitektur Gereja Katedral Jakarta.
Dari ruang teater, rombongan diarahkan untuk melihat berbagai koleksi di museum. Koleksi dan sejarah bukan hanya Katedral Jakarta tetapi juga perkembangan gereja Katholik Indonesia.
Gereja Katedral Jakarta pernah dikunjungi oleh tiga orang paus, pemimpin tertinggi gereja Katholik yaitu Paus Paulus VI (1970), Paus Paulus Yohanes II (1989) dan Paus Fransiskus (2024). Momen-momen istimewa kunjungan dari tiap paus dan benda-benda penting yang dipakai disimpan di museum ini. Sementara di tiap kunjungan paus meninggalkan benda khusus sebagai tanda mata.

Menurut informasi dari Lili, tiap gereja Katholik memiliki orang kudus (santa atau santo) pelindung. Nama gereja disesuaikan dengan nama santa atau santo. Gedung gereja didirikan di bekas makam santo atau santa pelindung. Jika tidak ada bekas makam maka dapat memakai relikwi atau benda fisik yang memiliki hubungan langsung dengan orang kudus atau Yesus Kristus. Relikwi dapat berupa bagian tubuh, pakaian atau benda lain yang pernah bersentuhan dengan para kudus. Penghormatan terhadap relikwi bukan berarti menyembah benda tersebut, melainkan sebagai sarana untuk menghormati orang kudus dan memohon perantaraan doa mereka kepada Tuhan.
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke ruang ibadah Gereja Katedral Jakarta. Di dalam terlihat umat yang sedang berdoa dan persiapan pemberkatan nikah. Arsitektur Gereja Katedral Jakarta bergaya neo gotik. Ciri neo gotik yaitu lengkung yang runcing, detail ornamen rumit, penggunaan batu penopang terbang dan jendela kaca patri besar. Lili menjelaskan tiap ornamen dan maknanya dan peserta menyimak serta bertanya.

Di dalam diletakkan foto dan relikwi Santo Carlo Acutis, santo yang dikanonisasi pada 7 September 2025. Seorang anak pelajar dari Italia yang terkenal karena devosinya kepada ekaristi dan penggunaan media digitalnya untuk mempromosikan devosi Katholik. ia menciptakan sebuah situs web yang mendokumentasikan mujizat ekaristi dan penampakan Maria. Acutis sering disebut sebagai “santo pelindung internet” “influencer Tuhan” dan “santo milenial pertama.”
Di depan, seberang jalan gereja katedral terdapat Masjid Istiqlal Jakarta dan berdekatan dengan GPIB Imanuel Jakarta. Ketiga rumah ibadah ini menjadi simbol toleransi atau disebut juga “segitiga toleransi.”
Setelah dari Gereja Katedral Jakarta, rombongan berwisata belanja ke Mangga Dua dan menyusuri kompleks Pantai Indah Kapuk (PIK) 1 dan PIK 2.
GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f
Laporan: Pdt. yft hb