MENGETAHUI BAHWA MASA TELAH BERAKHIR, GAME OVER

Penandatanganan berita acara serah terima (doc. Kubaline)

Batulesa,gmitklasiskupangbarat.or.id, -“Yang saya pelajari dari ibu pendeta Voni, bahwa ia adalah orang yang tahu, ketika ia ada di suatu tempat atau jemaat dia tahu masanya akan berakhir. Karena itu, ia tahu apa yang harus ia perbuat. Ini yang kebanyakan terlupakan bahwa kalau ditempatkan di suatu tempat ada batas waktu. Harus ada target pencapaian di tiap tahun dan selesaikan. Seperti suatu permainan yang memiliki waktu dan level, dengan kesulitan dan tantangan. Bagaimana “memecah otak,” berpikir untuk menyelesaikan tiap level itu dengan baik. Permainan akan berlanjut tetapi ada saatnya game over, sudah selesai. Saya mau bilang ibu pendeta sudah game over.” 

Pernyataan ini disampaiakan oleh Ketua Majelis Klasis Kupang Barat Pdt. Doddy S. Octavianus, S.Th dalam suara gembala pada ibadah pengutusan Pdt. Vonika Adriana Adoe, S.Th, perhadapan Pdt. Hamanial Konay, S.Th dan serah terima Ketua Majelis Jemaat GMIT Aku Ada Batulesa Minggu (2/3/2025). Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa mengurus mutasi pendeta paling lama dua bulan, paling cepat dua minggu. Tetapi untuk pendeta Voni dua tahun.

“Datang terus, tetapi jawabannya adalah kami masih butuh pendeta untuk pembangunan. Saya bilang pendeta bukan kontraktor, bukan tukang. Tetapi hari ini saya salut untuk Pdt. Voni, pendeta juga bisa kontraktor, pendeta bisa juga tukang. Ia terus melayani sampai titik darah penghabisan, sampai masa persiapan mutasi. Kalau ibu pendeta jalan dan jemaat sudah tidak kembali peduli dengan pembangunan berarti ibu pendeta tidak berhasil. Jemaat tidak tergantung kepada pendeta, tetapi kedewasaan melaksanakan tanggung jawab pelayanan.” Ujar pendeta yang menjalani periode kedua sebagai Ketua Majelis Klasis Kupang Barat.

Ia menyampaikan selamat datang untuk pendeta Hamanial. “Dulu kita disebut Klasis Kupang Berat, karena jalan rusak. Ibu pendeta (Pdt. Voni) sampai keguguran. Ibu pendeta paksa bupati supaya buat babae jalan. Jalan sudah agak baik. Jangan takut, Tuhan akan menyertai.

Ia mengingatkan agar tidak membandingkan para pendeta yang telah melayani dan yang akan melayani di suatu jemaat. Baginya tidak bisa membandingkan perempuan dan laki-laki. Cara mengungkapkan kasih sayang berbeda, tetapi kadarnya sama. Cara mencintai berbeda, tetapi besar cintanya sama. Sekiranya pendeta Ham yang baru memulai game, yang walau telah menjadi pendeta selama 14 atau 15 tahun, terus mempelajari situasi dengan tantangannya. Lalu membuat target dengan usaha untuk mencapai.

Pdt. Vonika A. Adoe, S.Th diutus untuk melanjutkan zirah pelayanan ke GMIT Jemaat Haumeni Nisum di Desa Oemasi Kecamatan Nekamese. Sementara Pdt. Hamanial Konay, S.Th sebelumnya melayani di GMIT Jemaat Zaitun Fatubena Tobu Klasis Mollo Utara.

GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Laporan: Pdt. yft hb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *