BAGIAN KETIGA: YANG BERPESAN DALAM KESAN DARI STUDI BANDING PENDETA GMIT DI YOGYAKARTA

Sebelum ke kampus UKDW Yogyakarta (dod. Kubaline)

Kupang,gmitklasiskupangbarat.or.id, -Kegiatan Studi Banding Pendeta GMIT Klasis Kupang Barat di Yogyakarta telah berakhir. Kegiatan dilaksanakan sejak tanggal 16-22 September 2024. Selama kegiatan peserta mengikuti kuliah umum di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, memperdalam ilmu pertanian di Agroedukasi Caping Merapi Sleman, mengikuti kuliah umum dan sharing bersama mahasiswa teologi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang tergabung alam Persekutuan MahasiswaTeologi asal GMIT (Permata GMIT) dan ditutup dengan perkunjungan dan ibadah bersama Jemaat GMIT Hosana Surabaya.

Berikut ini adalah bagian ketiga dari kesan para pendeta yang mengikuti kegiatan:

  1. Pdt. Yosina Baun (Pelayan GMIT Betel Oeana)
Pdt. Yosina Baun (doc. Kubaline)

Menurut beta, studi banding kemarin bukan hanya pengalaman menyenangkan dan mengesankan tapi bermakna. Bonusnya serasa jadi mahasiwa lagi karena belajar banyak hal baru dengan suasana yang berbeda.  Sejenak rehat dari aktivitas pelayanan dan ini sangat diperlukan oleh para pelayan Tuhan. Belajar dari konteks yang berbeda, semakin memperkaya diri dan menambah spirit baru juga memperkuat motivasi untuk menjadi lebih baik  dalam pelayanan. Satu minggu rasanya belum cukup, ada kehangatan, keakraban, persaudaraan, kerja sama, kepercayaan dan kreatifitas tentunya. Ternyata banyak yang punya karunia-karunia khusus yang mengejutkan dan menghebohkan. Dan yang tak terlupakan, semua haus akan hiburan. Hampir tiap hari nongkrong di Malioboro sambil menghabiskan kekayaan yg tersisa dan pulang dengan rasa deg-degan. Siap berhutang di tetangga. Terima kasih ketua panitia (Pdt. Faddy Pakh) yang cetar membahana dan semua teman yang sudah membuat perjalanan menjadi luar biasa. Dan terkhusus fotografer (Pdt. Yefta Bani) yang sudah merekam semua cerita indah ini. Teristimewa Pemilik pelayanan (Yesus Kristus) yg berkenan menyertai,  memberkati kegiatan selama di Jogja.

  1. Pdt. Yunita E. Abolla (Pelayan GMIT Talenalain Manulai 1)
Pdt. Yunita Abolla (doc. Kubaline)

Waktu merumuskan dan memutuskan bersama dalam persidangan tentang program studi banding sebagian besar dari kami merasa skeptis (ragu). Apakah benar ini studi? Ataukah sekedar refreshing, menghabiskan waktu dan uang. Namun, setelah terlibat secara langsung dalam program ini saya merasa bukan hanya saya, sebagian besar dari teman-teman yang terlibat dalam kebersamaan kurang lebih satu minggu ini bersepakat bahwa kami belajar banyak hal tentang kondisi dan situasi yang berbeda dengan apa yang biasa kami jalani sehari-hari. Yang paling berkesan bagi saya adalah ini bukan sekedar belajar dan membandingkan sesuatu hal. Tapi ini tentang belajar bersama dan menambah cakrawala berpikir saya untuk dapat saling mengerti, saling percaya dan saling menopang sebagai kawan sekerja Allah dalam medan layan GMIT Klasis Kupang Barat. Berharap program ini akan berlanjut di tahun-tahun berikut dan akan lebih banyak yang turut serta. Melalui tulisan ini saya mau bilang pada bestie-bestie (sahabat) se-Kupang Barat: “Jangan lelah berjalan bersama, walau bersama itu terkadang cukup sulit dijalani namun banyak pelajaran  berharga yang akan kita bawa plulang setelah berjalan bersama.

  1. Pdt. Erna Ratu Eda (Pelayan GMIT Oemathonis Nait)
Pdt. Erna Ratu Eda (doc. Kubaline)

Bagi Beta perjalanan ke Jogja sangat mengesankan dan sonde (tidak) akan terlupakan. Mungkin sebagian orang melihat perjalanan ini katong (kita) hanya pasiar (jalan-jalan) untuk menghabiskan waktu dan uang . Bagi beta (saya) perjalanan tersebut merupakan hal yang sangat berharga untuk katong pendeta GMIT Kupang Barat. Karena hal-hal menarik yang katong dapatkan dalam perjalanan yaitu: Pertama, Bisa belajar bersama-sama dengan mahasiswa pasca sarjana UKDW dan UKSW. Apakah ini akan dapat memotivasi untuk bisa melanjutkan pendidikan pasca sarjana?

Kedua, belajar bersama tentang bagaimana membuat pupuk dan insektisida nabati. Sudah banyak pelatihan serupa yang didapatkan, tetapi semakin belajar semakin mendapat hal baru yang berguna untuk diterapkan bagi jemaat.

Ketiga, hal yang paling menarik dan yang sulit dilupakan adalah bisa melihat  dan bertemu dengan mahasiswa teologi asal GMIT (Permata GMIT) di UKSW Salatiga. Dalam pertemuan tersebut saya sangat  tergugah ketika Mars GMIT: Di Bumi Indonesia Engkau Berdiri,  dinyanyikan di negeri yang jauh dari wilayah GMIT. Kalau dinyanyikan di NTT, terasa bisa saja karena sering dinyanyikan. Tetapi dinyanyikan di negeri seberang yang jauh, maka rasa cinta dan kebanggaan sebagai warga GMIT dan melayani di GMIT bertambah besar. Permata GMIT menyanyikan Mars Permata GMIT yang merupakan lagu hasil dari karya mereka sendiri berjudul “Rumah Yang Penuh Cinta.” Lagu ini menjadi gambaran kecintaan dan kebanggaan terhadap GMIT yang terasa dalam tiap kata dan alunan nada. Kiranya Kepala gereja terus memberkati GMIT. Lagu ini pertama kami dinyanyikan di ruang publik karena belum lama diluncurkan. Suatu kehormatan bagi kami yang pertama mendengarkan dan mengikuti secara langsung. Keempat, beribadah bersama dengan Jemaat GMIT Hosana Surabaya. Kita disambut dengan luar biasa. Merasakan semangat melayani dengan kesungguhan hati dari Pdt. Sendy Meilani dan presbiter non pendeta di tengah kaum mayoritas.

Keempat, merasakan berkat Tuhan yang tak terduga. Tuhan memakai kenalan Pdt. Nur dan Mace Papua yang menginap satu hotel. Bagi beta itu pengalaman iman yang sangat luar biasa, di mana orang-orang yang sonde pernah katong kenal tapi masih bisa berbagi.

Kelima, persekutuan dan kebersamaan antara katong Pendeta GMIT Klasis Kupang Barat  yang mau berbagi suka dan duka dalam perjalanan yang sekiranya terus bertahan ketika kembali ada dalam medan layan masing-masing.

GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Editor: Pdt. yft hb

Leave a Reply