MOMEN APA YANG MEMBUAT ORANG KRISTEN TERPANGGIL MEMULIAKAN TUHAN?

Batubao,gmitklasiskupangbarat.or.id,“Momen apa yang memuat orang Kristen sangat-sangat terpanggil untuk memuliakan Tuhan? Waktu lomba, waktu susah (ujian dan cobaan) dan banyak alasan untuk bernyanyi dengan sungguh sungguh. Nyanyian bukan hanya ekspresi kebahagiaan, bukan hanya satu bentuk ekspresi dalam perlombaan, bukan karena punya skill (keahlian) tetapi ada doa, pujian dan penyembahan. Orang yang menyanyikan dan mendengarkan terhubung dalam satu pujian dan penyembahan kepada Tuhan.”

Pernyataan ini menjadi bagian dari perenungan Pdt. Feronika Y. Gella, S.Th Pelayan GMIT Jemaat Talenalain Manulai 1, dalam ibadah penutupan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Pelayanan Anak, Remaja dan Taruna (PART) dan Pemuda GMIT Klasis Kupang Barat. Pesparawi berlangsung di GMIT Jemaat Lidamanu Batubao Desa Tesabela Kecamatan Kupang Barat tanggal 11 dan 12 September 2025. Ibadah penutupan berlangsung pada dini hari, Sabtu (13/9/2025).

Pendeta GMIT yang pernah melayani di Jemaat Eklesia Bata ini menyampaikan bahwa pujian bukan hanya verbal (kata) tetapi juga dalam perilaku setiap hari.  Sikap tubuh adalah bahasa yang dapat dipahami, sementara perilaku adalah hal yang perlu diwartakan di dalam perjalanan hidup. Pujian hendaknya benar-benar menyentuh sehingga layak menjadi pujian bagi Allah.

Bagian bacaan firman Tuhan dalam Mazmur 145:1-7 dijadikan sebagai bahan renungan. Tema perenungan yaitu “Pemuji dan Integritasnya” berdasarkan juga tema pesparawi Hym for Him (Pujian bagi-Nya).

Bagi Pdt. Feni, kita adalah umat pemuji yang Tuhan tempatkan di arak-arakan kesementaraan. Karena itu jadilah orang yang bermental pemenang. Mental pemenang ada pada seorang Daud, ketika ia punya kerinduan yang tinggi untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Daud memiliki keinginan yang besar memuji Tuhan dalam mazmur-mazmurnya tetapi juga dalam laku hidupnya. Keinginan untuk memuji Tuhan adalah keingian yang lahir setiap saat karena Tuhan terlalu baik. Daud memiliki ketaatan dan pengabdian dalam dirinya kepada Pribadi yang dia sembah. Ia berelasi dengan Tuhan, memiliki hubungan pribadi yang mendalam.

Ia melanjutkan, Daud memuji karena timbul dari keyakinan akan rasa syukur karena dia bukan siapa-siapa. Memuji Tuhan dari kesadaran tentang bukan siapa-siapa tetapi menjadi insan yang berarak sebagai pemuji yang berkomitmen. Melayakkan diri untuk mempersembahan pujian bagi Tuhan.

Pendeta yang pernah melayani di GMIT Jemaat Agape Kupang ini menjelaskan bahwa pujian bagi Tuhan adalah sebuah komitmen orang percaya, bukan hanya mempersiapkan diri ikut dalam perlombaan, tetapi kehidupannya adalah nyanyian yang berharga bagi sorga. “Kita menjadi pribadi pemuji yang turut memperkatakan tentang Tuhan baik lewat khotbah beirama maupun laku hidup tiap hari. Pentas pesparawi ini akan dibongkar, tetapi di pentas kehidupan nyanyian itu tidak boleh berhenti, tetapi terus berkumandang dalam kehidupan sebagai syukur. Di situlah pujian sesungguhnya. Pujian itu yang membawa kepada perubahan hidup yang memulikan nama Tuhan.”

Perayaan seluruh pemenang (doc. Kubaline)

Pesparawi PART dan Pemuda GMIT Klasis Kupang Barat diikuti oleh 17 paduan suara PART, 9 vokal grup PART; 8 paduan suara pemuda dan 11 vokal grup pemuda. Pada hari pertama berlangsung perlombaan untuk kategori pemuda dan hari kedua PART. Pemenang kategori PART (Anak) yaitu VG PART Lahairoi Kuanheun dan PS PART Oemathonis Nait. Sementara kategori pemuda yaitu VG Pemuda Betel Nitneo dan PS Pemuda Oemathonis Nait.

Seluruh rangkaian acara pembukaan dan perlombaan selama dua hari disiarkan melalui kanal Youtube GMIT Klasis Kupang Barat – NTT.

GMIT  Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Laporan: yft hb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *