LELAKI (TIDAK) BERCERITA

Foto bersama setelah selesai ibadah (doc. Pdt. Lory S)

Oelomin,gmitklasiskupangbarat.or.id, -“Lelaki (Tidak) Bercerita tentang Dirinya dan Tantangan yang Dihadapinya.” Inilah tema renungan yang disampaikan oleh Pdt. Paulus B. I. Matoneng, S.Th Direktur RadioSuara Kasih GMIT, dalam ibadah Kaum Bapak Rayon 1 dan 2 Klasis Kupang Barat di Rumah Ibadah Jemaat Siloam Oelomin, Jumat (6/6/2025). Tema renungan ini didasarkan pada Mazmur 78:4: “…kami tidak hendak menyembunyikannya kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan menceritakan kepada angkatan yang kemudian: pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya, dan perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah dilakukan-Nya.” Metode ibadah yang dipakai yaitu pemahaman Alkitab dan berbagi pemahaman bersama.

Ibadah ini merupakan bagian dari kegiatan Klasis Kupang Barat yang dilaksanakan oleh UPP Kaum Bapak yang diketuai oleh Pdt. Semuel Kase, S.Th. Kegiatan dilaksanakan dua kali; Yang pertama telah dilaksanakan pada 25 Maret 2025 di Jemaat Via Dolorosa Nefo untuk rayon 3, 4 dan 5. Sementara yang kedua untuk rayon 1 dan 2 dilaksanakan di Oelomin. Khusus rayon 1 dan 2 terdiri dari 16 Jemaat GMIT Klasis Kupang Barat yang terletak di Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang.

Pendeta Irwan menyampaikan hal-hal umum pada seorang laki-laki yaitu butuh pengakuan dan hormat, cenderung praktis, pelindung dan pemberi, fokus dan kompetitif, pendiam atau tertutup, logis dan bertanggung jawab. Sementara laki-laki Kristen cenderung rasional dan logis, tidak mudah mengekspresikan diri, cenderung praktis dan solutif, butuh tujuan dan tanggung jawab, butuh keteladanan bukan hanya ajaran dan cenderung menyembah lewat tindakan. Kedua faktor ini membentuk lelaki untuk menghadapi tantangan hidup yang diwarnai oleh era media sosial, kekerasan dan berbagai bentuk kriminalitas, denominasi gereja dan atau agama lain, pendidikan seks dan kehidupan ekonomi.

Dalam keberadaan sebagai laki-laki, suami dan bapak, beberapa hal inidapat dilakukan. Pertama, memperkuat hubungan dengan Tuhan. Prioritaskan doa dan pembacaan Alkitab setiap hari. Terlibat dalam komunitas gereja. Kedua, menjadi pemimpin rohani dalam keluarga. Memimpin keluarga dalam doa dan pembacaan Firman. Menunjukkan kasih Kristus kepada istri dan anak-anak. Mengajarkan nilai-nilai Kristen kepada anak-anak. Ketiga, menghadapi tantangan dunia modern dengan iman. Tetap teguh dalam nilai kebenaran. Bijak dalam penggunaan teknologi dan media. Mengelola keuangan dengan tanggung jawab. Keempat, menjadi pria yang bertanggungjawab. Pekerja keras, jujur, dan dapat diandalkan. Jaga integritas dalam pekerjaan dan relasi. Kelima, bersikap terbuka, rendah hati dan terus bertumbuh. Bersedia belajar dari kesalahan dan menerima nasihat. Kerendahan hati membuka jalan untuk pertumbuhan. Membangun komunikasi yang terbuka dan sehat dengan keluarga. Keenam, bersaksi lewat hidup. Jadilah terang dan garam. Terlibat dalam pelayanan sosial atau gereja.

Pendeta yang pernah melayani di Klasis Rote Barat ini menutup pemahaman Alkitab dengan mengajak untuk bercerita, bukan sekadar bercerita biasa, tapi bersaksi tentang karya Tuhan. Lelaki terpanggil  untuk membuka suara, menceritakan kebaikan Tuhan, pengalaman hidup, kesaksian iman, dan nilai-nilai hidup kepada generasi berikutnya. Iman bukan diwariskan lewat doktrin saja, tapi lewat kehidupan nyata yang diceritakan. Cerita bukan cuma hiburan tetapi cerita yang bisa mewariskan iman dan mengubahkan. Tuhan memakai pengalaman hidup untuk menguatkan yang lain, mendidik anak-anak dan menjadi berkat bagi jemaat. Ceritakan pada anak-anak, bagaimana Tuhan menolong saat sulit. Ceritakan pada sesama pria bagaimana Tuhan hadir di tengah tanggung jawab keluarga. Ceritakan pada generasi muda bagaimana setia kepada Tuhan itu tetap mungkin di tengah dunia yang berat.

GMIT Klasis Kupang Barat bagi kemuliaan Tuhan.f

 

Kontributor: Pdt. Nurdiana Lauwoe

Editor: Pdt. yft hb

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *